EDIES SHANK PUTRA
Bagian
Ilmu Penyakit Mulut
Fakultas
Kedokteran Gigi
STIKES
BU BOJONEGORO
BAB
1
PENDAHULUAN
Sebagaimana
kesehatan umum dan wanita hamil
dirasakan penting untuk
diperhatikan,
maka sebaiknya pemeliharaan kesehatan dan perawatan gigi mulutpun
harus
mendapat perhatian juga. Ada anggapan para
ibu hamil bahwa kehamilan
tidak
ada hubungannya dengan keadaan rongga mulut. Pendapat ini adalah salah,
sebab
apabila kebersihan rongga mulut tidak
diperhatikan pada masa kehamilan
maka
akan terjadi kelainan-kelainan di rongga mulut akibat terjadinya
ketidakseimbangan
hormon sex wanita dan adanya faktor-faktor intasi lokal dalam
rongga
mulut (Adyatmaka,1992; Lynch,1984; Solis dkk,1995).
Sebenarnya
perawatan gigi dan mulut pada masa
kehamilan relatif aman.
Tetapi
dokter gigi harus tetap mempertimbangkan perlindungan terhadap ibu hamil
dan
calon , bayi yang sedang berkembang. Keadaan ini memberikan perhatian yang
cukup
serius bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi dan mulut. Dokter
gigi
juga harus menyadari bahwa pasien yang
dihadapi bukanlah pasien yang selalu
dalam
kondisi kesehatan yang optimal. Untuk itu kadang-kadang perlu bagi dokter
gigi
untuk menunda perawatan gigi dan mulut
terutama sekali pada trimester
pertama
dan di akhir trimester ketiga dengan alasan pertimbangan riwayat medis
pasien.
Konsultasi dengan dokter ahli kandungan ada baiknya dilakukan bila ibu
hamil
memiliki faktor resiko terhadap perawatan yang akan dilakukan.
Untuk
mencapai basil perawatan yang optimal
dokter gigi sebaiknya
memahami
proses kehamilan, perkembangan janin, manifestasi kehamilan di rongga
mulut
dan prosedur-prosedur yang dapat membahayakan keadaan ibu hamil, seperti
perawatan
yang dapat menimbulkan kelelahan, pemberian obat-obatan dan
radiographi
gigi. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk menyegarkan
kembali
serta menambah ilmu pengetahuan
dalam menentukan perencanaan
perawatan
gigi dan mulut pada masa kehamilan.
BAB
2
KEHAMILAN
DAN MANIFEST ASI KEHAMILAN DI RONGGA MULUT
2.1.
KEHAMILAN
Lama
kehamilan rata-rata terhitung mulai hari pertama menstruasi terakhir
untuk
wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu. Sudah menjadi hal
yang
lazim untuk membagi kehamilan dalam tiga
bagian yang sama atau trimester
atau
masing- masing 13 minggu atau 3 bulan kalender (Pritchard, 1991 ).
Dalam
kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di dalam tubuli,
seperti
perubahan sistem kardiovaskular,
hematologi, respirasi dan endokrin.
Kadang-kadang
disertai dengan perubahan sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku
(Salim,
1980; Scully dan Cawson, 1993; Sonis dkk, 1995).
Pada
trimester pertama, wanita hamil biasanya merasa lesu, mual dan
kadang-
kadang mengalami muntah-muntah (Burket,1971; Adyatmaka,1992).
©
2004 Digitized by USU digital library
1Selama trimester kedua pembesaran perut mulai terlihat dari gerakan
janin sudah
dapat
dirasakan oleh ibu.
Rasa
lesu,mual dan muntah-muntah biasanya menghilang. Akhir trimester ini
detak
jantung janin dapat didengar dengan menggunakan stetoskop (Burket, 1971).
Selain
itu, pada trimester ini merupakan saat terjadinya perubahan hormonal yang
dapat
mempengaruhi rongga mulut
(Adyatmaka,1992). Pada trimester ketiga,
pembesaran
perut, pergerakan janin dan detak
jantung janin menjadi lebih jelas
(Burket,
1971).
Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan
meningkatnya
volume
darah sekitar 30% dan kardiac output
sekitar 20 -40%. Terjadi sedikit
penurunan tekanan darah dengan kemungkinan terjadinya
kehilangan kesadaran
dan
postural hipotension pada trimester pertama
(Scully dan Cawson,1993; Sonis
dkk,1995).
Pada akhir kehamilan 1.0% wanita
hamil mengalami syndrom supine
hypotension
yang diakibatkan karena janin menekan vena cava inferior dan
terhalangnya
venous return ke jantung pada waktu posisi terlentang. Keadaan ini
menyebabkan
penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran (Scully dan
Cawson,1993;
Sallis dkk, 1995).
Perkembangan
janin selama tiga bulan pertama dari
kehamilan merupakan
suatu
proses yang kompleks dari organogenesis. Pada masa ini semua sistem utama
organ
terbentuk dan janin sangat sensitif terhadap injuri. Pada trimester ini
pemberian
obat dan , radiograph harus dipertimbangkan dan sebaiknya konsultasi ke
dokter
ahli untuk menghindari terjadinya kecacatan (Scully dan Cawson,1993; Sonis
dkk,1995;Salim,
1980). Trimester kedua dan ketiga adalah
untuk pertumbuhan
selanjutnya
dan kematangan janin (Scully dan Cawson,1993; Sallis dkk,1995), tetapi
masih
dapat dipengaruhi oleh obat-obatan seperti tetrasiklin (Lynch, 1984).
2.2.
MANIFEST ASI KEHAMILAN DI RONGGA MULUT
Kehamilan
menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga
di
rongga mulut. Hal ini terutama terlihat pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi
oleh
perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi
lokal
dalam rongga mulut (Burket, 1971 :Barber dan Graber, 1974; Sallis dkk,1995).
2.2.1.
Gingivitis kehamilan (pregnancy gingivitis).
Istilah
gingivitis kehamilan dibuat untuk menggambarkan keadaan klinis
peradangan
gingiva yang terjadi pada kebanyakan
wanita hamil (Lynch,.l984).
Keadaan
ini terjadi kira-kira 5 -25 % dari wanita hamil (Barber dari Graber,1974).
Perubahan
gingiva ini biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan
mencapai
puncaknya pada bulan kedelapan (Barber
dan Graber,1974; Pin borg,
1994;
Scully dan Cawson, 1995). Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya
hormon
sex wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon yang
berlebihan
terhadap faktor iritasi lokal (Barber dan Graber,1974; Lynch,1984; Sallis
dkk,1995).
Dalam hal ini faktor iritasi lokal dapat berupa rangsangan lunak, yaitu
plak
bakteri dan sisa-sisa makanan, maupun berupa rangsang keras seperti kalkulus,
tepi
restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang kasar
(Mustaqimah,1988).
Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah menjadi
penyebab
langsung dari Tingivitas kehamilan, tetapi juga tergantung pada tingkat
kebiasaan
kebersihan mulut pasien (Burket, 1971; Barber dall Graber, 1974; Sonis
dkk,1995).
Kenaikan jumlah estrogen dan progesteron pada masa
kehamilan
mempengaruhi
rongga mulut (gingiva) yang secara mikroskopis terlihat adanya
peningkatan
proliferasi kapiler, dilatasi pembuluh
darah, kenaikan permiabilitas
vaskular,
edema, infiltrasi , lekosit, degenerasi jaringan ikat sekitar serta proliferaso
dan
degenerasi sel-sel epitelitum(Mustaqimall, 1988).
©
2004 Digitized by USU digital library
2Secara klinis, gingivitis kehamilan ditandai dengan warna merah pada
tepi
gingiva
dan papilla interdental. Pada waktu yang sama, ginggiva membesar, disertai
pembengkakan
yang terutama memyerang papilla
interdental (gambar 1). Gingiva
memperlihatkan kecenderungan yang meningkat terhadap
pendarahan terutama
pada
saat menyikat gigi. Kadang-kadang penderita mengalami sedikit rasa sakit
(Adyannaka,1992;
Pinborg,1994; Scully dan Cawson,1995; Sallis dkk,1995).
2.2.2.
Tumor kehamilan (pregnancy tumor).
Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan
pertumbuhan pada
gingiva
yang seperti tumor. Istilah yang digunakan untuk keadaan ini adalah
pregnancy tumor atau tumor kehamilan, epulis gravidarum ataupun granuloma
kehamilan
(Barber dan Graber,1974; Pinborg,1994; Sonis dkk,1995).
Tumor
kehamilan biasanya berkembang di sekitar daerah papilla interdental
dan
pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal, seperti tepi restorasi yang
tidak
baik,
tepi dari gigi yang mengalami karies atau pada paket periodontal (Burket,]
971;
Barber dan Graber, 1974). Tampilan klinis
terlihat warna gingiva merah
keunguan
sampai merah kebiruan (Killey dkk,1975;
Adyatmaka,1992;
Pinborg,1994).
Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama disisi
vestibtuar pada daerah anterior (Pinborg,1994) dan dapat membesar sampai
menutupi
mahkota gigi (gambar 2) (Barber dan Graber,1974; Adyatmaka,1992).
Tumor
kehamilan mudah berdarah terutama apabila terkena injuri (Barber dan
Graber,
1974).
©
2004 Digitized by USU digital library
32.2.3. Karies Gigi
Kehamilan tidaklah langsung menyebabkan karies gigi.
Meningkatnya karies
gigi
atau menjadi lebih cepatnya proses karies yang sudah ada pada
rnasa
kehamilan
lebih disebabkan karena perubahan
lingkungan di sekitar gigi dan
kebersihan
mulut yang kurang (Burket, 1971 ; Forest, 1995).
Faktor-faktor
yang dapat mendukung lebih cepatnya proses karies yang
sudah
ada pada wanita hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih asam jika
dibandingkan
dengan yang tidak hamil (Burket, 1971).
Kemudian waktu hamil
biasanya
sering memakan-makanan kecil yang banyak mengandung gula
(Forest,1995).
Adanya rasa mual dan muntah membuat
wanita hamil malas
memelihara
kebersihan rongga mulutnya, akibatnya serangan asam pada plak yang
dipercepat dengan adanya asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat
mempercepat
proses terjadinya karies gigi (Forest,1995).
BAB
3
PERAWATAN
DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA
MASA KEHAMILAN
3.1.
PRINSIP PENGELOLAAN
Untuk
menghindari kemungkinan terjadinya
resiko fatal pada perawatan gigi
dan
mulut pada masa kehamilan, dalam melaksanakan pengelolaan dokter gigi harus
berpegang
teguh pada prinsip kerja rutin dengan melaksanakan prosedur diagnosa
yang sistematis melalui pemeriksaan yang lengkap.
Dokter
gigi harus menyadari bahwa pasien yang
dihadapi bukanlah pasien
yang selalu berada dalam kondisi kesehatan yang
optimal. Untuk itu ada kalanya
dokter
gigi harus menunda perawatan gigi dari
mulut terutama pada trimester
pertama
dan di akhir trimester ketiga. Hal ini berhubungan dengan keadaan medis
dari
ibu hamil.
3.2.
PROSEDUR PERAWATAN GIGI DAN MULUT
Dalam
melakukan perawatan gigi dan mulut pada
masa kehamilan, dokter
gigi
harus berhati-hati dengan mempertimbangkan perlindungan bagi ibu hamil dari
calon
bayi yang sedang berkembang, khususnya pada
trimester pertama (Burket,
1971
; McCarthy, 1979; Lynch, 1984).
Adakalanya dokter gigi menghindari
perawatan
gigi dan mulut pada trimester pertama
dengan berdasarkan
pertimbangan
riwayat medis pasien, misalnya pada pasien yang mengalami rasa
lesu,
pusing, mual dari muntah-muntah. Waktu perawatan yang terbaik adalah pada
trimester
kedua (Lynch, 1984; Sculy dan Cawson 1993).
Pada
umumnya perawatan yang dilakukan
terhadap pasien hamil dibatasi
pada
prosedur-prosedur operative yang sederhana, seperti penambalan karies gigi,
pencabutan
gigi yang tidak menimbulkan komplikasi
dari tindakan skeling/root
planing
(Burket, 1971; Lynch,1984; Barber dan Graber,1974). Perawatan terutama
ditujukan
untuk mengontrol penyakit yang sedang terjadi dan menyingkirkan faktor-
faktor
yang dapat memperburuk keadaan rongga mulut pada akhir kehamilan dan
setelah
melahirkan.
Prosedur
endodontik standart dapat dilakukan selama masa kehamilan,
dilakukan
dengan menggunakan tehnik yang asepsis dan menghindari keadaan yang
dapat
menimbulkan stress bagi pasien (Barber dan Graber,1974).
Prosedur-prosedur
yang dapat menimbulkan stress atau yang melelahkan
bagi
pasien, seperti pengambilan gigi terpendam sebaiknya dihindari atau ditunda
dulu
I (Burket,1971; McCarthy,1979). Prenancy
tumor apabila menimbulkan
©
2004 Digitized by USU digital library
4gangguan,perdarahan yang berlebihan, dokter gigi dapat melakukan
perawatan
dengan
pembedahan pada masa kehamilan. Perawatan yang dilakukan yaitu dengan
melakukan
eksisi, kauterisasi atau gingivektomi di bawah anestesi lokal (Barber dan
Graber,
1974; Killey, 1979; Sonis dkk,1995).
Radiografi
gigi.
Penggunaan
radiograph sebaiknya dihindari terutama pada trimester pertama
dari
kehamilan. Pada saat ini perkembangan
janin sangat peka terhadap radiasi
(Lynch,1984;Scully
dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995). Bila wanita hamil terkena
radiasi
akan mengakibatkan keguguran, perubahan
bentuk atau kelainan
pertumbuhan
pada janin dan kematian pada janin yang
sedang dikandung
(Lukman,1995).
Apabila
radiograph diperlukan sekali, terutama untuk membantu menegakkan
diagnosa
yang tepat, pada pasien hamil harus
diberikan pengamanan untuk
menghindari
terjadinya pengaruh negatif radiasi pada janin. Baju timah atau apron
dapat
digunakan sebagai perlindungan yang adekuat (Lynch,1984; Sonis dkk,1995;
Lukman,1995)
.
Pemakaian
obat-obatan.
Pemberian
obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan. Seperti kita ketahui, dalam
kedokteran gigi obat-obatan
berfungsi
untuk menyempurnakan hasil perawatan gigi yang dilakukan. Tetapi pada
pasien
hamil sebaiknya pemberian obat-obatan sedapat mungkin dihindari, terutama
pada
trimester pertama (Mc Carthy,1979; Scully dan
Cawson,1993; Sonis
dkk,1995).
Hal ini
bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh
teratogenik
obat pada janin. Penganuh teratogenik
yaitu terjadinya gangguan
pertumbuhan
janin, merupakan kejadian yang sungguh
penting karena dapat
menyebabkan
kematian janin dalam rahim, keguguran dan cacat bawaan yang
sementara
ataupun menetap (Samin,1986). Faktor
penentu terjadinya pengaruh
teratogenik
pada penggunaan obat bagi wanita hamil yaitu status fisiologi ibu, status
patologi ibu, usia kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi obat melalui
plasenta,
dosis dan lama terapi obat dan daya teratogenik obat (Samin,1986).
Beberapa obat-obatan yang biasa digunakan di
kedokteran gigi belum
menunjukkan pengaruh yang buruk pada
janin (Mc Carthy,1979; Scully dan
Cawson,1993;
Sonis dkk,1995). Tetapi ada obat-obatan
yang dengan cepat dapat
melalui
plasenta, dan setiap dokter gigi harus
sadar akan kemungkinan pengaruh
negatif
yang mengenai janin (Salim, 1 980; Lynch,1984).
Pada
tabel 1 menunjukkan obat-obatan yang diindikasikan dan kontraindikasi
pasien
hamil. Obat ini harus diketahui dokter gigi agar dapat memakai obat yang
dan
tidak menggunakan obat yang kontraindikasi (Mc Carthy, 1979; Scully dan on,
1993;
Salim, 1980; Sonis dkk, 1995).
©
2004 Digitized by USU digital library
5Tabel 1. Pemberian obat-obatan pada pasien hamil.
Ya Tidak
Analgesik Paracetamol Aspirin
As. Mefeamat
Diamorphine
Pentazocine
Antibiotik Penesilin Strepmisin
Eritromisin Tetrasikin
Sefalosporin Rifampisin
Anestasi Lidokain
Lokal
Lain
– lain
Kortikosteroid
Karbamazepin
Danazol
Thalidomide
Diazepam
3.3. PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT DALAM
KEHAMILAN.
Keperluan
akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan
untuk
diperhatikan. Adanya kerusakan gigi atau pendarahan dan pembengkakan gusi
atau
gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama
pada waktu makan (Adyatmaka,1992).
Untuk
mencegah timbulnya ganguan di
rongga mulut selama masa
kehamilan,
perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut
yang optimal. Pelaksanaan
program
kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah peradangan pada gingiva
akibat
iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di
rongga
mulut selama masa kehamilan.
Ada
beberapa hal yang perlu ditekankan kepada ibu hamil dalam
pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut
selama
masa kehamilan, yaitu :
1. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah,
setelah ini segera bersihkan mulut
dengan
berkumur-kumur atau menyikat gigi.
2. Mengatur pola makanan 4 sehat 5 sempurna dan
menghindari makanan yang
bersitat
kariogenik.
3. Menyikat gigi secara teratur.
4. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter
gigi. Kunjungan ke dokter
gigi
pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi.
©
2004 Digitized by USU digital library
6BAB 4
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1.
KESIMPULAN
Proses
kehamilan menyebabkan perubahan-perubahan fisilogis pada dan
termasuk
juga di rongga mulut. Perubahan di rongga mulut dipengaruhi oleh sistem
hormonal
bersamaan dengan faktor iritasi lokal di dalam rongga mulut
Pada masa kehamilan, dokter gigi dapat
melakukan perawatan gigi dan
mulut,
tetapi harus dengan mempertimbangkan perlindungan terhadap ibu hamil dan
janin
yang sedang berkembang. Waktu perawatan
yang terbaik adalah pada
trimester
kedua.
Perawatan
gigi dan mulut pada masa kehamilan dapat melibatkan beberapa
hal
yang berbahaya seperti radiography, pemberian obat-obatan dan prosedur yang
dapat
menimbulkan kelelahan dan stress.
Perawatan
dan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut selama masa
kehamilan
adalah penting sebagai bagian dari pengawasan kesehatan seluruhnya.
4.2.
SARAN
Dalam
melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien hamil, ada baiknya
dokter
gigi memahami proses kehamilan dan perkembangan janin. Mengingat akan
pengaruhnya
terhadap janin, sangatlah bijaksana
untuk menghindari radiography
dan
pemberian obat-obatan terutama sekali pada trimester pertama.
DAFTAR
RUJUKAN
Adyatmaka,
A. 1992. Buku Pegangan Materi Kesehatan Gigi Mulut Untuk Kegiatan
KIA
diPosyandu (UKGMD). Departemen Kesehatan RI. 1-8.
Barber,
HRK; Graber, EA. 1974.Surgical Diseases in Pregnancy. Philadelphia. WB
Saunders
Company. 257-258.
Burket,
L W. 1971. Oral Medicine, Diagnosis and Treatment .Ed. Ke-6. Philadelphia.
JB
Lippincot Company.
Forest,
JO. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut, alih bahasa drg. Lilian Yuwono. Ed.
Ke-2.
Hipokrates. Jakarta. 114-115.
Killey,
HC; Steward, GR; Kay, LW. 1975. An Outline
of Oral Surgery, Part 1. Bristol.
John
Wright & Son's Ltd. 170.
Lukman,
D. 1995. Dasar-dasar Radiologi Dalam Kedokteran Gigi. Ed. Ke-2. Jakarta.
Widya
Medika. 36,62.
Lynch, MA. 1984. Burket Oral Medicine, Diagnosis
and Treatment. Ed. Ke-8.
Philadelphia.
JB Lippincot Company. 837-840.
Mc Carthy, FM. 1979. Emergencies in Dental
Practice. Ed. Ke-3. Philadelphia. WB
unders
Company. 417-418.
Piborg,
JJ. 1994. Atlas Penyakit Mulut, alih bahasa drg. Kartika Wangsaraharja. Ed.
Ke
.1 Binarupa Akasara. Jakarta. 226-227.
©
2004 Digitized by USU digital library
7Pritchard, JA; Mac Donald, PC; Gand, NF. 1991. Obstetri William.
Ed. Ke-17.
Surabaya.
Airlangga University Press. 282, 303.
Scully,
C. Crowson, RA.1993. Medical Problems in
Dentistri. Ed. Ke-3. Oxford.
Wright.
:292-296.
Scully,
C; Cawson, RA. 1995. Atlas Bantu
Kedokleran Gigi Penyakit Mulut, alih
bahasa
Lilian Yuwono. Hipokrates. Jakarta. 123.
Sonis,ST;
Fauzio, RC; Fang, L. 1995. Principles and Practice of Oral Medicine. Ed. Ke-
2
Philadelphia. WB Saunders Company. 164-167.
©
2004 Digitized by USU digital library 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar