Senin, 02 Januari 2012

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI– MULUT PADA MASA KEHAMILAN



 EDIES SHANK PUTRA

Bagian Ilmu Penyakit Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi
STIKES BU  BOJONEGORO


BAB 1
PENDAHULUAN

Sebagaimana kesehatan umum  dan wanita hamil dirasakan penting untuk
diperhatikan, maka sebaiknya pemeliharaan kesehatan dan perawatan gigi mulutpun
harus mendapat perhatian juga. Ada anggapan para  ibu hamil  bahwa  kehamilan
tidak ada hubungannya dengan keadaan rongga mulut. Pendapat ini adalah salah,
sebab apabila kebersihan rongga  mulut tidak diperhatikan pada masa kehamilan
maka akan terjadi kelainan-kelainan di rongga mulut akibat terjadinya
ketidakseimbangan hormon  sex wanita dan adanya  faktor-faktor intasi lokal dalam
rongga mulut (Adyatmaka,1992; Lynch,1984; Solis dkk,1995).
Sebenarnya perawatan gigi dan mulut  pada masa kehamilan relatif aman.
Tetapi dokter gigi harus tetap mempertimbangkan perlindungan terhadap ibu hamil
dan calon , bayi yang sedang berkembang. Keadaan ini memberikan perhatian yang
cukup serius bagi dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi dan mulut. Dokter
gigi juga harus  menyadari bahwa pasien yang dihadapi bukanlah pasien yang selalu
dalam kondisi kesehatan yang optimal. Untuk itu kadang-kadang perlu bagi dokter
gigi untuk menunda perawatan gigi dan  mulut terutama sekali pada trimester
pertama dan di akhir trimester ketiga dengan alasan pertimbangan  riwayat medis
pasien. Konsultasi dengan dokter ahli kandungan ada baiknya  dilakukan bila ibu
hamil memiliki faktor resiko terhadap perawatan yang akan dilakukan.
Untuk mencapai basil perawatan yang  optimal dokter gigi sebaiknya
memahami proses kehamilan, perkembangan janin, manifestasi kehamilan di rongga
mulut dan prosedur-prosedur yang dapat membahayakan keadaan ibu hamil, seperti
perawatan yang dapat menimbulkan kelelahan, pemberian obat-obatan dan
radiographi gigi. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk menyegarkan
kembali serta menambah ilmu  pengetahuan dalam  menentukan perencanaan
perawatan gigi dan mulut pada masa kehamilan.

BAB 2
KEHAMILAN DAN MANIFEST ASI KEHAMILAN DI RONGGA MULUT

2.1. KEHAMILAN
Lama kehamilan rata-rata terhitung mulai hari pertama menstruasi terakhir
untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu. Sudah menjadi hal
yang lazim untuk membagi kehamilan dalam  tiga bagian yang sama atau trimester
atau masing- masing 13 minggu atau 3 bulan kalender (Pritchard, 1991 ).
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di dalam tubuli,
seperti perubahan sistem kardiovaskular,  hematologi, respirasi dan endokrin.
Kadang-kadang disertai dengan perubahan sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku
(Salim, 1980; Scully dan Cawson, 1993; Sonis dkk, 1995).
Pada trimester pertama, wanita hamil biasanya merasa lesu, mual dan
kadang- kadang mengalami muntah-muntah (Burket,1971; Adyatmaka,1992).
© 2004 Digitized by USU digital library  1Selama trimester kedua pembesaran perut mulai terlihat dari gerakan janin sudah
dapat dirasakan oleh ibu.
Rasa lesu,mual dan muntah-muntah biasanya menghilang. Akhir trimester ini
detak jantung janin dapat didengar dengan menggunakan stetoskop (Burket, 1971).
Selain itu, pada trimester ini merupakan saat terjadinya perubahan hormonal yang
dapat mempengaruhi rongga  mulut (Adyatmaka,1992). Pada  trimester ketiga,
pembesaran perut, pergerakan janin dan  detak jantung janin menjadi lebih jelas
(Burket, 1971).
Perubahan  vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya
volume darah sekitar 30% dan  kardiac output sekitar 20 -40%. Terjadi sedikit
penurunan  tekanan darah dengan kemungkinan terjadinya kehilangan kesadaran
dan postural hipotension pada trimester pertama  (Scully dan  Cawson,1993;  Sonis
dkk,1995). Pada akhir kehamilan 1.0%  wanita hamil  mengalami syndrom supine
hypotension yang diakibatkan karena janin menekan vena cava inferior dan
terhalangnya venous return ke jantung pada waktu posisi terlentang. Keadaan ini
menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran (Scully dan
Cawson,1993; Sallis dkk, 1995).
Perkembangan janin selama tiga  bulan pertama dari kehamilan merupakan
suatu proses yang kompleks dari organogenesis. Pada masa ini semua sistem utama
organ terbentuk dan janin sangat sensitif terhadap injuri. Pada trimester  ini
pemberian obat dan , radiograph harus dipertimbangkan dan sebaiknya konsultasi ke
dokter ahli untuk menghindari terjadinya kecacatan (Scully dan Cawson,1993; Sonis
dkk,1995;Salim, 1980). Trimester kedua dan ketiga adalah  untuk pertumbuhan
selanjutnya dan kematangan janin (Scully dan Cawson,1993; Sallis dkk,1995), tetapi
masih dapat dipengaruhi oleh obat-obatan seperti tetrasiklin (Lynch, 1984). 

2.2. MANIFEST ASI KEHAMILAN DI RONGGA MULUT
Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga
di rongga mulut. Hal ini terutama terlihat pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi
oleh perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi
lokal dalam rongga mulut (Burket, 1971 :Barber dan Graber, 1974; Sallis dkk,1995).

2.2.1. Gingivitis kehamilan (pregnancy gingivitis).
Istilah gingivitis kehamilan dibuat  untuk  menggambarkan keadaan klinis
peradangan gingiva yang terjadi pada  kebanyakan wanita hamil (Lynch,.l984).
Keadaan ini terjadi kira-kira 5 -25 % dari wanita hamil (Barber dari Graber,1974).
Perubahan gingiva ini biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan
mencapai puncaknya pada bulan  kedelapan (Barber dan Graber,1974; Pin borg,
1994; Scully dan Cawson, 1995). Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya
hormon sex wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon yang
berlebihan terhadap faktor iritasi lokal (Barber dan Graber,1974; Lynch,1984; Sallis
dkk,1995). Dalam hal ini faktor iritasi lokal dapat berupa rangsangan lunak,  yaitu
plak bakteri dan sisa-sisa makanan, maupun berupa rangsang keras seperti kalkulus,
tepi restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang  kasar
(Mustaqimah,1988). Hal  ini menunjukkan  bahwa kehamilan bukanlah menjadi
penyebab langsung dari Tingivitas kehamilan, tetapi juga tergantung pada tingkat
kebiasaan kebersihan mulut pasien (Burket, 1971; Barber dall Graber, 1974; Sonis
dkk,1995).
Kenaikan  jumlah estrogen dan progesteron pada masa kehamilan
mempengaruhi rongga mulut (gingiva) yang secara mikroskopis terlihat adanya
peningkatan proliferasi kapiler,  dilatasi pembuluh darah, kenaikan permiabilitas
vaskular, edema, infiltrasi , lekosit, degenerasi jaringan ikat sekitar serta proliferaso
dan degenerasi sel-sel epitelitum(Mustaqimall, 1988).
© 2004 Digitized by USU digital library  2Secara klinis, gingivitis kehamilan ditandai dengan warna merah pada tepi
gingiva dan papilla interdental. Pada waktu yang sama, ginggiva membesar, disertai
pembengkakan yang terutama memyerang  papilla interdental  (gambar 1). Gingiva
memperlihatkan  kecenderungan yang meningkat terhadap pendarahan terutama
pada saat  menyikat gigi. Kadang-kadang  penderita mengalami sedikit rasa sakit
(Adyannaka,1992; Pinborg,1994; Scully dan Cawson,1995; Sallis dkk,1995).


















2.2.2. Tumor kehamilan (pregnancy tumor).
Kehamilan  dapat pula menimbulkan suatu pembentukan pertumbuhan pada
gingiva yang seperti tumor. Istilah yang digunakan untuk keadaan ini  adalah
pregnancy  tumor atau tumor kehamilan,  epulis gravidarum ataupun granuloma
kehamilan (Barber dan Graber,1974; Pinborg,1994; Sonis dkk,1995).
Tumor kehamilan biasanya berkembang di sekitar daerah papilla  interdental
dan pada daerah-daerah yang terdapat iritasi lokal, seperti tepi restorasi yang tidak
baik, tepi dari gigi yang mengalami karies atau pada paket periodontal (Burket,]
971; Barber dan Graber, 1974).  Tampilan  klinis  terlihat warna gingiva  merah
keunguan sampai merah kebiruan  (Killey dkk,1975; Adyatmaka,1992;
Pinborg,1994). Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama disisi
vestibtuar  pada daerah anterior (Pinborg,1994) dan  dapat membesar sampai
menutupi mahkota gigi (gambar 2) (Barber dan Graber,1974; Adyatmaka,1992).
Tumor kehamilan mudah berdarah terutama apabila terkena injuri (Barber  dan
Graber, 1974).














© 2004 Digitized by USU digital library  32.2.3. Karies Gigi
Kehamilan  tidaklah langsung menyebabkan karies gigi. Meningkatnya karies
gigi atau menjadi lebih cepatnya proses karies yang sudah  ada pada  rnasa
kehamilan lebih disebabkan  karena perubahan lingkungan  di sekitar gigi dan
kebersihan mulut yang kurang (Burket, 1971 ; Forest, 1995).
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses karies yang
sudah ada pada wanita hamil seperti pH saliva wanita hamil lebih asam jika
dibandingkan dengan  yang tidak hamil (Burket, 1971). Kemudian waktu hamil
biasanya sering memakan-makanan kecil yang banyak mengandung  gula
(Forest,1995). Adanya rasa mual dan muntah membuat  wanita hamil malas
memelihara kebersihan rongga mulutnya, akibatnya serangan asam pada plak yang
dipercepat  dengan adanya asam dari mulut  karena mual atau muntah tadi dapat
mempercepat proses terjadinya karies gigi (Forest,1995).


BAB 3
PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA MASA KEHAMILAN


3.1. PRINSIP PENGELOLAAN
Untuk menghindari kemungkinan  terjadinya resiko fatal pada perawatan gigi
dan mulut pada masa kehamilan, dalam melaksanakan pengelolaan dokter gigi harus
berpegang teguh pada prinsip kerja rutin dengan melaksanakan prosedur diagnosa
yang  sistematis melalui pemeriksaan yang lengkap.
Dokter gigi harus menyadari bahwa pasien yang  dihadapi  bukanlah pasien
yang  selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Untuk itu ada kalanya
dokter gigi harus menunda  perawatan gigi dari mulut  terutama pada trimester
pertama dan di akhir  trimester ketiga. Hal  ini berhubungan dengan keadaan medis
dari ibu hamil.

3.2. PROSEDUR PERAWATAN GIGI DAN MULUT
Dalam melakukan perawatan  gigi dan mulut pada masa kehamilan, dokter
gigi harus berhati-hati dengan mempertimbangkan perlindungan bagi  ibu hamil dari
calon bayi yang sedang berkembang, khususnya pada  trimester pertama (Burket,
1971 ;  McCarthy, 1979; Lynch, 1984). Adakalanya dokter  gigi menghindari
perawatan gigi dan mulut  pada trimester pertama dengan berdasarkan
pertimbangan riwayat medis pasien, misalnya pada pasien yang mengalami rasa
lesu, pusing, mual dari muntah-muntah. Waktu perawatan yang terbaik adalah pada
trimester kedua (Lynch, 1984; Sculy dan Cawson 1993).
Pada umumnya perawatan yang dilakukan  terhadap pasien hamil dibatasi
pada prosedur-prosedur operative yang sederhana, seperti penambalan karies gigi,
pencabutan gigi yang tidak menimbulkan komplikasi  dari tindakan skeling/root
planing (Burket, 1971; Lynch,1984; Barber dan Graber,1974). Perawatan terutama
ditujukan untuk mengontrol penyakit yang sedang terjadi dan menyingkirkan faktor-
faktor yang dapat memperburuk  keadaan  rongga mulut pada akhir kehamilan dan
setelah melahirkan.
Prosedur endodontik  standart dapat  dilakukan selama masa kehamilan,
dilakukan dengan menggunakan tehnik yang asepsis dan menghindari keadaan yang
dapat menimbulkan stress bagi pasien (Barber dan Graber,1974).
Prosedur-prosedur yang dapat menimbulkan stress atau yang melelahkan
bagi pasien, seperti pengambilan gigi terpendam sebaiknya dihindari atau ditunda
dulu I (Burket,1971; McCarthy,1979).  Prenancy tumor apabila menimbulkan
© 2004 Digitized by USU digital library  4gangguan,perdarahan yang berlebihan, dokter gigi dapat melakukan perawatan
dengan pembedahan pada masa kehamilan. Perawatan yang dilakukan yaitu dengan
melakukan eksisi, kauterisasi atau gingivektomi di bawah anestesi lokal (Barber dan
Graber, 1974; Killey, 1979; Sonis dkk,1995).

Radiografi gigi.
Penggunaan radiograph sebaiknya dihindari terutama pada trimester pertama
dari kehamilan. Pada  saat ini perkembangan janin sangat peka  terhadap radiasi
(Lynch,1984;Scully dan Cawson,1993; Sonis dkk,1995). Bila wanita hamil terkena
radiasi akan mengakibatkan  keguguran, perubahan bentuk atau  kelainan
pertumbuhan pada janin dan kematian  pada janin yang sedang dikandung
(Lukman,1995). 
Apabila radiograph diperlukan sekali, terutama untuk membantu menegakkan
diagnosa yang tepat, pada pasien hamil  harus diberikan pengamanan untuk
menghindari terjadinya pengaruh negatif radiasi pada janin. Baju  timah atau apron
dapat digunakan sebagai perlindungan yang adekuat (Lynch,1984; Sonis dkk,1995;
Lukman,1995) .

Pemakaian obat-obatan.
Pemberian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting
untuk  diperhatikan. Seperti kita ketahui, dalam kedokteran gigi obat-obatan
berfungsi untuk menyempurnakan hasil perawatan gigi yang dilakukan. Tetapi pada
pasien hamil sebaiknya pemberian obat-obatan sedapat mungkin dihindari, terutama
pada trimester pertama (Mc Carthy,1979; Scully dan  Cawson,1993; Sonis
dkk,1995). Hal  ini  bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh
teratogenik obat pada janin. Penganuh  teratogenik yaitu terjadinya gangguan
pertumbuhan janin, merupakan kejadian  yang sungguh penting karena dapat
menyebabkan kematian janin dalam rahim, keguguran dan cacat bawaan  yang
sementara ataupun menetap (Samin,1986).  Faktor penentu terjadinya pengaruh
teratogenik pada penggunaan obat bagi wanita hamil yaitu status fisiologi ibu, status
patologi  ibu, usia kehamilan saat  pemberian obat, kemudahan  filtrasi obat melalui
plasenta, dosis dan lama terapi obat dan daya teratogenik obat (Samin,1986).
Beberapa  obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum
menunjukkan  pengaruh yang buruk  pada  janin (Mc Carthy,1979; Scully dan
Cawson,1993; Sonis dkk,1995).  Tetapi ada obat-obatan yang dengan cepat dapat
melalui plasenta, dan  setiap dokter gigi harus sadar akan kemungkinan pengaruh
negatif yang mengenai janin (Salim, 1 980; Lynch,1984).
Pada tabel 1 menunjukkan obat-obatan yang diindikasikan dan kontraindikasi
pasien hamil. Obat  ini  harus diketahui dokter gigi agar  dapat memakai obat yang
dan tidak menggunakan obat yang kontraindikasi (Mc Carthy, 1979; Scully dan on,
1993; Salim, 1980; Sonis dkk, 1995).












© 2004 Digitized by USU digital library  5Tabel 1. Pemberian obat-obatan pada pasien hamil.

                                  Ya                           Tidak
 Analgesik            Paracetamol                   Aspirin
                                                               As. Mefeamat
                                                               Diamorphine
                                                               Pentazocine

Antibiotik             Penesilin                        Strepmisin
                          Eritromisin                      Tetrasikin
                          Sefalosporin                    Rifampisin

Anestasi              Lidokain
Lokal

Lain – lain                                                 Kortikosteroid
                                                                Karbamazepin
                                                                Danazol
                                                                Thalidomide
                                                                Diazepam


3.3.   PROGRAM PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DALAM
KEHAMILAN.

Keperluan akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan 
untuk diperhatikan. Adanya kerusakan gigi atau pendarahan dan pembengkakan gusi
atau gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama
pada  waktu makan (Adyatmaka,1992).
Untuk mencegah  timbulnya ganguan di rongga  mulut selama masa
kehamilan, perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut  yang optimal. Pelaksanaan
program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah peradangan pada gingiva
akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di
rongga mulut selama masa kehamilan.
Ada beberapa hal yang perlu ditekankan kepada ibu hamil dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut
selama masa kehamilan, yaitu :
1.  Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segera bersihkan mulut
dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi.
2.  Mengatur pola makanan 4 sehat 5 sempurna dan menghindari makanan yang
bersitat kariogenik.
3.  Menyikat gigi secara teratur.
4.  Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter
gigi pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi.







© 2004 Digitized by USU digital library  6BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
Proses kehamilan menyebabkan perubahan-perubahan fisilogis pada  dan
termasuk juga di rongga mulut. Perubahan di rongga mulut dipengaruhi oleh sistem
hormonal bersamaan dengan faktor iritasi lokal di dalam rongga mulut
 Pada masa kehamilan, dokter  gigi dapat  melakukan perawatan gigi dan
mulut, tetapi harus dengan mempertimbangkan perlindungan terhadap ibu hamil dan
janin yang sedang berkembang. Waktu  perawatan yang terbaik adalah pada
trimester kedua.
Perawatan gigi dan mulut pada masa kehamilan dapat melibatkan beberapa
hal yang berbahaya seperti radiography, pemberian obat-obatan dan prosedur yang
dapat menimbulkan kelelahan dan stress.
Perawatan dan pemeliharaan kesehatan  gigi dan mulut selama masa
kehamilan adalah penting sebagai bagian dari pengawasan kesehatan seluruhnya.

4.2. SARAN
Dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada pasien hamil, ada baiknya
dokter gigi memahami proses kehamilan dan perkembangan janin. Mengingat akan
pengaruhnya terhadap janin, sangatlah bijaksana  untuk menghindari radiography
dan pemberian obat-obatan terutama sekali pada trimester pertama.


DAFTAR RUJUKAN

Adyatmaka, A. 1992. Buku Pegangan Materi Kesehatan Gigi Mulut Untuk Kegiatan
KIA diPosyandu (UKGMD). Departemen Kesehatan RI. 1-8.

Barber, HRK; Graber, EA. 1974.Surgical Diseases in Pregnancy.  Philadelphia. WB
Saunders Company. 257-258.

Burket, L W. 1971. Oral Medicine, Diagnosis and Treatment .Ed. Ke-6. Philadelphia.
JB Lippincot Company. 

Forest, JO. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut, alih bahasa drg. Lilian Yuwono. Ed.
Ke-2. Hipokrates. Jakarta. 114-115.

Killey, HC; Steward, GR; Kay, LW. 1975. An Outline  of Oral Surgery, Part 1. Bristol.
John Wright & Son's Ltd. 170.

Lukman, D. 1995. Dasar-dasar Radiologi Dalam Kedokteran Gigi. Ed. Ke-2. Jakarta.
Widya Medika. 36,62.

Lynch,  MA. 1984. Burket Oral Medicine,  Diagnosis  and Treatment. Ed.  Ke-8.
Philadelphia. JB Lippincot Company. 837-840.

Mc  Carthy, FM. 1979. Emergencies in Dental Practice. Ed. Ke-3. Philadelphia. WB
unders Company. 417-418.

Piborg, JJ. 1994. Atlas Penyakit Mulut, alih bahasa drg. Kartika Wangsaraharja. Ed.
Ke .1 Binarupa Akasara. Jakarta. 226-227.

© 2004 Digitized by USU digital library  7Pritchard, JA; Mac Donald, PC; Gand, NF. 1991. Obstetri William. Ed.  Ke-17.
Surabaya. Airlangga University Press. 282, 303.

Scully, C.  Crowson, RA.1993. Medical Problems in Dentistri. Ed. Ke-3. Oxford.
Wright. :292-296.

Scully, C;  Cawson, RA. 1995. Atlas Bantu Kedokleran Gigi Penyakit Mulut, alih
bahasa Lilian Yuwono. Hipokrates. Jakarta. 123.

Sonis,ST; Fauzio, RC; Fang, L. 1995. Principles and Practice of Oral Medicine. Ed. Ke-
2 Philadelphia. WB Saunders Company. 164-167.
© 2004 Digitized by USU digital library  8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar