MAKALAH
PROSES
PERUBAHAN PENGETAHUAN
DALAM
KEPERAWATAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah “KDK”
Disusun oleh :
EDIES
SHANK PUTRA (NIM: 20101420146027)
PROGRAM STUDI S1KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ULUM
BOJONEGORO
2011
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROSES PERUBAHAN PENGETAHUAN DALAM
KEPERAWATAN” ini.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang
telah menyumbangkan pikiran dan bantuan kepada penulis khususnya Bapak LUGIARTO.Skep,.M.Mkes.,
selaku Dosen Pembimbing mata kuliah KDK.
Kami menyadari bahwa hasil
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima
saran dan kritik dari para pembaca.
Akhirnya, penulis berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya untuk para
pembaca. Amiin.
bojonegoro,
Januari 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR
ISI .......................................................................................................................... ii
BAB
I ........ PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
C. Metode Penulisan ...................................................................................... 2
BAB
II ....... PEMBAHASAN
A. Konsep Pengetahun.................................................................................... 3
B. Jenis dan Proses Perubahan....................................................................... 9
C. Teori-teori Perubahan................................................................................ 9
D. Strategi Membuat Perubahan.................................................................... 12
E. Kunci Sukses Strategi Untuk Terjadinya
Perubahan yang Baik (3M)......... 12
F. Pedoman untuk Pelaksanaan Perubahan................................................... 13
G. Change Agent............................................................................................. 14
BAB
III ...... PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran .......................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang
berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan perubahan atau
mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi. Perawat mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu merupakan
pendekatan dalam penyelesayan masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu dikelas dan
mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Perubahan pelayanan kesehatan / keperawatan merupakan
kesatuan yang menyatu dalam perkemangan dan perubahan keperawatan di indoneria.
Bahkan adalah suatu yang aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat
umum dan lingkungan terus menerus berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan
bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata kehidupan keprofesiannya.
Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri sebagai profesi dan
berperan aktif dalam menghadapi era kesejagatan(millennium III). Maka keperawatan
Indonesia, khususnya masyarakat ilmuwan dan masyarakat profesional keperawatan
Indonesia, melihat dan mempertahankan proses profesionalisasi pada era
kesejagatan ini bukan sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari,
tetapi merupakan tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses
propesionalisasi keperawatan di Indonesia dan mensejajarka diri dengan
keperawatan dinegara-negara lain.
Mewujudkan keperawatan sebagai profesi diindonesia
bukan hanya sekedar perjuangan untuk membela nasib para perawat yang sudah
sejak lama kurang menjadi perhatian, namun lebih dari itu, yaitu berupaya untuh
memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan asuhan keperawatan yang profesional.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk:
a.
C.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini
adalah studi kepustakaan dan media internet sebagai acuan dan sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Pengetahun
1. Pengertian
pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2006) pengertian pengetahuan adalah hasil tahu dari
manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui phemodialisaa indra manusia yakni
indra penglihatan, pendengaran, penawaran rasa, dan pereba. Sebagaian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (over behavior).
Pengetahuan itu sendiri banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat di peroleh dari pendidikan formal dan non formal, Jadi pengetahuan sangat
erat hubungannya dengan pendidikan seseorang maka orang tersebut semangkin luas
pengetahuannya. Tetapi perlu ditekankan bukan seseorang pendidikannya rendah,
mutlak pengetahuannya rendah pula. Karena pendidikan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi pendidikan non formal juga diperoleh.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek mengandung 2 aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap objek yang deketahui, maka menumbuhkan
sikap yang makin positif terhadap objek tersebut.
2. Tingkat
pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2006), pengetahuan
mempunyai tingkatan yaitu:
a.
Tahu
(know)
Tahu diartikan sebagai mengigat
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang sepesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, mendefenisikan
manyatakan dan sebagainya. Contoh dapat menyebutkan tanda dan gejala psien
gagal ginjal.
b.
Memahami
(comprehension)
Memahami diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang sesuatu objek yang
diketaui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau meteri harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang
dipelajari. Contoh dapat menjelaskan mengapa kita harus melaksanakan
hemodialisa.
c.
Aplikasi
(aplication)
Aplikasi diartikan sebagai
suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat digunakan sebagai aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, prinsip, metode dan sebagainya dalam kontek atau
situasi yang lain. Contoh dapat merumuskan statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip,
siklus pemecahan masalah dari kasus yang diberi.
d.
Analisis
(analysis)
Analisis adalah suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analysis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
e.
Sintesis
(synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada
suatu kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada misalnya: dapat menyusun,
merencanakan, meningkatkan, menyesuaikan dan sebagiannya terhadap suatu teori
atau rumusan yang telah ada.
f.
Evaluasi
(evaluation)
Evaluasi ini barkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penelitian-penelitian itu didasarkan oleh satu objek kreteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan isi meteri yang ingin
diukur dengan objek penelitian atau responden kedalam pengatahuan yang ingin
kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut diatas.
3. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2006), Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:
a.
Umur
Umur adalah variabel yang
selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemologi. Angka-angka kesakitan
maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur.
Dengan cara ini orang ini dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola
kesakitan ayai kematian menurut golongan umur. Dalam hal ini tentu tidak
menjadi soal dikala pengumpulan keterangan umur bagi mereka yang telah
mendaptkan latihan.
b.
Pendidikan
Pendidikan adalah proses
pengembangan mental, sikap dan tingkah laku dalam belajar menerima segala
informasi. Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, informal dan
nonformal yang dapat saling melengkapi dan dapat memperkaya (UU RI No. 20 Tahun
2003). Tentang sistem pendidikan pasal 13 ayat 1.
1)
Pendidikan
Informal
Adalah proses pendidikan yang diperoleh
seseorang dalam kehidupan masyarakat.
2)
Pendidikan
Formal
Adalah pendidikan di sekolah secara teratur,
sistematis dan mempunyai jenjang serta di bagi waktu-waktu tertentu yang
berlangsungnya dari taman kanak-kanak sampai keperguruan tinggi.
3)
Pendidikan
non formal
Adalah semua pendidikan yang diselenggarakan
secara senaja terarah dan terencana.
c.
Pekerjaan
Pekerjaan adalah merupakan
sesuatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan demi
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang
bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan dengan menerima upah
atau gaji baik berupa uang maupun barang.
d.
Sumber
informasi
1)
Pengertian
Informasi adalah merupakan data yang telah di
proses kedalam suatau bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mepunyai
nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau mendatang.
Rudy Bretz dalam bukunya “Toxonomy of Comunication Media”
menyatakan secara gamblang saja bahwa jika kita lihat atau mencium asap, kita
mendapat informasi bahwa sesuatu sedang terbakar, kalau kita meraba suatu
benda, lalu mengangkatnya kita memperoleh informsi mengenai benda itu maulai
dari bentuknya sampai kepada beratnya. Pengetian informasi menjadi terbatas.
Bahwa informasi dalam system informasi tersebut disampaikan kepada orang lain.
Karna informasi seperti itu dinamakan “Informasi manusia” (Human Information) untuk membedakan informasi sebagai persepsi dari
lingkungan alamiah. Informasi tersebut sering disebut “pesan” (massage). Istilah pesan atau massage itu
mengandung arti informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada
penerima pesan. Proses penerimaan pesan dan pengiriman pesan itu dinamakan
“komunikasi”.
2)
Jenis
informasi berdasarkan demensi waktu
a)
Informasi
masa lalu
Informasi jenis ini adalah mengenai pristiwa
masa lampau yang mesti amat jarang digunakan, namun dalam penyimpanannya pada
data straig perlu disusun secara rapi dan teratur. Pengaturannya sedemikian
rupa sehingga dapat disajikan kepada yang memerlukan dengan waktu yang
sesingkat-singkatnya dan dalam keadaan yang selengkap-lengkapnya.
Di negara-negara maju informasi menngenai
peristiwa yang masa lalu banyak disimpan dalam microfilm, sehingga tidak
memerlukan tempat dan ruang yang banyak, sedangkan untuk memperolehnya begitu
mudah.
b)
Informasi
masa kini
Dari istilahnya sendiri adalah jelas bahwa
makna dari informasi yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok orang, baik
yang terdapat dalam organisasi, informasi jenis ini dapat diklasipikasikan
sebagai berikut:
(1)
Informasi
individual
Adalah informasi yang ditujukan kepada
seseorang yang mempunyai fungsi sebagai pembuat kebijakan dan pengambilan
keputusan atau kepada seseorang yang diharapkan dari pada tanggapan terhadap
informsi yang diperoleh.
(2)
Informasi
komunitas
Informasi-informasi tentang kesehatan sangat
penting agar masyarakat dapat berprilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan
dan hal ini diperlukan komuniksi yang efektip dari petugas kesehatan dan
informasi tersebut dapat diberikan melalui media komunikasi.
Beberapa media informasi yang ada di
masyarakat :
(a)
Media
elektronik
Terdiri dari : TV, Radio, Vidio.
(b)
Media
papan
Papan atau billbord yang di pasang di tempat-tempat
umum disampaikan kepada masyarakat, media papan disini juga mencakup
pesan-pesan yang ditulis pada lembar yang ditempatkan dikendaraan umum.
(c)
Teman
Teman atau dapat menjadi sumber informasi
yang dapat menyampaikan informasi berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang
didapatkannya. (Noto Atmojo, 2002).
(d)
Keluarga
Memberi perangsang kepada anak, perangsang
ini bisa berbentuk yang dapat di dengar (audiotif) seperti menggunakan
kata-kata untuk menjelaskan pada anak-anak apa yang telah dia alami selama
hidupnya.
(Napitupulu, 2008).
(e)
Lingkungan
Adalah suatu kondisi atau tempat tinggal, di
kota besar mungkin lebih banyak di pusatkan pada keluarga dan sanak saudara
dibandingkan di desa yang lebih mengenal keramah tamahan dan kekuatan antar
tetangga.
4. Dasar-dasar
pengatahuan
a.
Tradisi
b.
Otoriter
c.
Meminjam
dari disiplin orang lain
d.
Pengalaman
trial dan error
e.
Alasan
yang logis
f.
Metode
ilmiah
g.
Tujuan
Pengetahuan
Adapun
tujuan dari pengetahuan adalah untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan
prasangka sebagai akibat ketidak pastian tersebut.
h.
Unsur-unsur
Pengetahuan
1)
Pengetahuan
2)
Tersusun
secara sistematis
3)
Menggunakan
pemikiran
4)
Dapat
di kontrol secara krotis oleh orang lain atau umum(objek) Pembagian pengetahuan
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang antara lain:
a)
Dari
segi Objek
(1)
Ilmu
Matematika
(2)
Ilmu
Perngetahuan
(3)
Ilmu
Prilaku
(4)
Ilmu
Pengetahuan Kerohanian
b)
Dari
sifatnya
(1)
Pengetahuan
Eksa
(2)
Pengetahuan
non Eksa
c)
Dari
Sudut Penerapan
(1)
Penegtahuan
Murni
Membentuk dan mengembangkan pengetahuan
secara abstrak yakni untuk mempertinggi mutunya
(2)
Pengetahuan
Terapan
Untuk membantu masyarakat didalam
mengatasi masalah yang di hadapi.
B.
Jenis
dan Proses Perubahan
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan
adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang
direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya,
terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuanyang
jelas.perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi
pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat karena suatu ancaman. Untuk
alasan tersebut, peerawat harus dapat mengelola perubahan.
C.
Teori-teori
Perubahan
Teori
kurt lewin
Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat
dibedakan menjadi 3 tahapan :
1.
Pencairan
(unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari
keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang ada. Merasa perlu untuk berubah
dan berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan
melakukan perubahan.
2.
Bergerak
(moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak
/ tahap perkembangan baru, karena memiliki cukup informasi, serta sikap dan
kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami dan mengetahui
langkah-langkah penyalasaian yang harus dilakukan, melakukan langkah nyata
untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru.
Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru,
mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak
mengalami kemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat atau tahap
perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan
umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan
berkelanjutan.
Faktor
pendorong terjadinya perubahan
Kebutuhan dasar manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang
tersusun berdasarkan hirarki kepentingan. Kebutuhan yang belum terpenuhiakan
memotivasi perilaku sebagaimana teori kebutuhan dari maslow (1945). Didalam
keperawatan kebutuhan ini bias dilihat darimana keperawatan dapat
mempertahankan diri sebagai profesi dalam upaya memenuhi keutuhan masyarakan
akan pelayanan/ asuha keperawatan yang professional.
Kebutuhan dasar interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan dasar
interpersonal yang melandasi sebagian besar perilaku seseorang: (1) kebutuhan
untuk berkumpul bersama-sama; (2) kebutuhan untuk mengendalikan / melakukan
kontrol; dan (3) kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional.
Kebutuhan terebut didalam keperawatan diartikan sebagai upaya keperawatan untuk
ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan dan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Faktor
penghambat
Menurut
New dan Couillard(1981) faktor penghambat (restraining force)
Mengancam kepentingan peribadi
Presepsi yang kurang tepat
Reaksi psikologis
Tolleransi untuk berubah rendah
Teori roger
Roger menjelaskan 5 tahap dalam perubahan,
yaitu : Kesadaran, Keinginan, Evaluasi, Mencoba, Penerimaan.
Roger percaya proses penerimaan terhadap
perubahan lebihh komplek dari pada 3 tahap yang dijabarka lawin. Terutana dalam
setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau
menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan
ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat
keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa berubah yang efektif
tergantung dari indifidu yang terlibat tertarik dan berupaya untuk sellalu
berkembang / maju serta mempunyai sutau komitmen untuk bekerja dan
melaksanakannya.
Teori lipitts
Kunci mengalami perubahan menurut lipitts
adalah mengidentifikasi tujuh tahap dalam proses perubahan:
·
Mementukan
masalah
·
Mengkaji
motifasi dan kapasitas perubahan
·
Mengkaji
motifasi change agent dan sarana yang tersedia
·
Mengseleksi
tujuan perubahan
·
Memilih
peran yang sesuai untuk dilaksanakan oleh agen pembaharu
·
Mempertahankan
perubahan yang telah dimulai
·
Mengakhiri
bantuan
D.
Strategi
Membuat Perubahan
Strategi membuat perubahan
dapat dikelompokan menjadi empat hal :
·
Memiliki
visi yang jelas
·
Menciptakan
iklim atau budaya organisasi yang kondisif
·
Sistem
komunikasi yang jelas, singkat dan berkesinambungan
·
Keterlibatan
orang yang tepat
E.
Kunci
Sukses Strategi Untuk Terjadinya Perubahan yang Baik (3M)
Keberhasilan
perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh agen pembaharu. Hal
yang paling penting adalah harus ‘MULAI’.
1)
Mulai
dari diri sendiri
Perubahan
dan pembenahan terhadap diri sendiri,baik sebagai indifidu maupun sebagai
profesi merupakan titik sentral yang harus dimulai. Sebagai anggota profesi,
perawat tidak akan pernah berubah atau bertamabah baik dalam mencapai suatu
tujuan profesionalisme, kalau perawat belum memulai pada diri sendiri. Oleh
karena itu selalu introspeksi dan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan
yang ada anak sangat membantu terhadap terlaksananya pengelolaan keperawatan
kedepan.
2)
Mulai
dari hal-hal yang kecil
Perubahan
yang besar yaitu profesionalisme mamager keperawatan Indonesia tidak akan
pernah berhasil, kalau tidak dimulai terhadap hal-hal yang kecil. Hal-hal yang
kecil yang harus dijaga dan ditanamkan perawat Indonesia adalah menjaga citra
keperawatan yang sudahh mulai membaik dihati masyarakat dengan tidak merusaknya
sendiri.
3)
Mulailah
sekarang, jangan menunnggu-nunggu
Sebagaimana disampaikan oleh nursalam (2000),
lebih baik sedikit daripada tidak sama sekali, lebih baik sekarang daripada
harus menunggu-nunggu terus. Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan konsep
nanajemen keperaatan saat ini dan masa yang akan datang. Kesempatan tidak akan
dating dua kali dengan tawaran yang sama.
F.
Pedoman
untuk Pelaksanaan Perubahan
Untuk terlaksananya suatu perubahan maka
hal-hal tersebut dibawah ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan.
Keterlibatan
Tidak ada satu orangpun mengetahui semuanya.
Oleh karena itu menghargai pengetahuan dan kemamouan orang lain serta
melibatkannya dalam perubahan merupakan langkah awal kesuksesan perubahan.
Orang akan mau bekerja sama dan memeruma pembaharuan kalau mereka menerima
suatu informasi tanpa ancaman dan bermanfaat bagi dirinya.
Motifasi
Orang akan terlibat aktif dalam pembaharuan
kalau mereka termotifasi.motivasi tersebut akan timbul jika apa yang sudah
dilakukan bermanfaat dan dihargai.
Perencanaan
Perencanaan ini termasuk dimana system tidak
bisa berjalan secara efektif, dan perubahan apa yang harus dilaksanakan.
Legitimasi
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal
yang jelas, siapa yang melanggar dan dampak apa yang secara administrative
harus diterima olehnya.
Pendidikan
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan
belajar atau pengenalan cara baru agar tujuan dapat tercapai.
Manajemen
Sebagai agen pembaharu hrus menjadi model
dalam perubahan dengan adanya keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang
dan tujuan/pridoksi yang harus dicapai.
Harapan
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen
pembaharu: hasil yang berbeda dengan sebelumnya direncanakan terselesaikannya
masalah-masalah di institusi, Dan kepercayaan dan reaksi yang positif dari
staf.
Asuh (nurturen)
Bombing dan dukungan staf dalam perubahan.
Orang memerlukan suatu bimbingan dan perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan
termasuk konsultasi terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.
Percaya
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan
adalah berkembangnya rasa percaya antar tim. Semua yang terlibat harus percaya
kepada agen penbaharu dan agen pembaharu juga harus percaya kepada staf yang
terlibat dalam perubahan.
G.
Change
Agent
Dalam perkembangan
karir profesional, setiap individu
akan terpanggil menjadi agen pembaharu. Menjadi agen pembaharu akan menjadikan
hal yang sangat menarik dan menyenangkan sebagai bagian dari peran profesionl.
Keadaan tersebut akan terjadi, jika anda merespon setiap perubahan disekeliling
anda (vestal 1999).
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan
yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini
merupakan proses perubahan yang sangat mendasar dan konsepsional, yang mencakup
seluruh aspek keperawatan baik aspek pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan.
Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesi dipengaruhi oleh
sebagai perkembangan keperawatan profesional seperti: adanya tekanan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Oleh sebab itu jaminan
pelayanan keperawatan yang berkualitas hanya dapat diperoleh dari tenaga
keperawatan yang profesional. Dalam konsep profesi terkait erat tiga nilai
sosial yaitu: pengetahuan yang mendalam dan sistematis, keterampilan teknis dan
kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama dan teliti, dan
pelayanan/angsuran kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan teknis tersebut dengan berpedoman pada filsafat moral yang
diyakini, yaitu etika profesi serta konsep-konsep dalam berkomunikasi.
B.
Saran
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai proses perubahan pengetahuan dalam
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo,
S. (2006). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek, Salemba Medika, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar