BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Konsep peran serta dalam pengambilan
keputusan mula-mula diperkenalkan oleh French et
al.(1960), ketika mengatakan bahwa peran serta menujukan suatuproses antara dua
atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnyadalam membuat
rencana, kebijakan, dan keputusan.Peran serta bawahan dalam mengambil keputusan
sesungguhnya lahir daridesakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap
individu. Keinginan untuk berperan
serta menurut Archbold (1976) didorongkan oleh kebutuhan akanhasrat akan
kekuasaan, ingin memperoleh pengakuan, dan hasrat untuk bergantungpada orang
lain, tetapi juga sebaliknya tempat orang bergantung.Pentingnya peran serta
bawahan dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan demikian ada
jaminan bahwa pemeranserta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas
keputusan-keputusan yang diambil.Apabila pemeran serta tidak dapat
mengontrolnya, maka organisasi akan mengalamikerugian, sama dengan tidak ada
peran serta sama sekali.
B.Tujuan
1.
Mahasiswa bisa menerapkan bagaimana keputusan itu berada
2.
Mahasisawa bisa memahami apa itu keputusan
3.
mahasiswa mampu menerapkan keputsan itu dalam suatu
organisasi
4.
Maahasiswa menetahui fungsi dan tujuan Pengambilan
keputusan
BAB II
PEMBAHASAN
C. Landasan Teori
A.Pandangan umum tentang pengambilan keputusan Fred
Luthans dalam bukunya Perilaku Organisasi menyebutkan bahwa pengambilan keputusan didefinisikan secara
universal sebagai pemilihanalternatif. Pendapat yang senada diungkapkan oleh
Chester Barnard dalam The Function
of the Executive bahwa analisis komprehensif mengenai pengambilan
keputusan disebutkan sebagai suatu “proses keputusan ...merupakan teknik
untuk mempersempit pilihan”. Sementara dalam bahanajar DR. Mohammad Abdul
Mukhyi, SE., MM bahwa membuat keputusanadalah “The
process of choosing a course of action for dealing with a problem
or opportunity”.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengambilan
keputusan erat kaitannyadengan pemilihan suatu alternatif untuk menyelesaikan
atau memecahkanmasalah serta memperoleh kesempatan.Herbert Simon, ahli teori keputusan dan organisasi
mengonseptualisasikantiga tahap utama dalam proses pengambilan keputusan
yaitu :
- Aktivitas intelegensi yakni penelusuran kondisi lingkungan yangmemerlukan pengambilan keputusan
- Aktivitas desain yakni terjadi tindakan penemuan, pengembangandan analisis masalah
- Aktivitas memilih yakni memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
D.Fungsi dan tujuan pengambilan keputusan
- Fungsi pengambilan keputusan yaitu :Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalahmempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :-Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar danterarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional-Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya menyangkut dengan haridepan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama
- Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua yaitu :-Tujuan bersifat tunggal yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila yang dihasilkan hanya menyangkutsatu masalah artinya sekali diputuskan dan tidak akan adakaitannya dengan masalah lain-Tujuan bersifat ganda yaitu tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itumenyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusanyang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebihyang bersifat kontradiktif atau bersifat tidak kontradiktif .
E.Langkah dalam pengambilan keputusan
Mintzberg mengungkapkan bahwa
langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
terdiri dari :
·
Tahap identifikasiTahap ini adalah tahap pengenalan
masalah atau kesempatan munculdan diagnosis
dibuat. Sebab tingkat diagnosis tergantung darikompleksitas masalah yang
dihadapi
·
Tahap pengembanganTahap ini merupakan aktivitas
pencarian prosedur atau solusi standar yang
ada atau mendesain solusi yang baru.
Proses desain inimerupakan proses pencarian dan percobaan di mana
pembuatkeputusan
hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.Tahap seleksiTahap ini pilihan solusi dibuat, dengan tiga cara
pembentukan seleksi yakni dengan penilaian pembuat
keputusan :
berdasarkan pengalaman
atau intuisi, bukan analisis logis, dengan analisis alternatif
yang logis dan sistematis, dan dengan tawar-menawar saatseleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan
semuamanuver politik yang ada.
Kemudian
keputusan diterima secaraformal dan otorisasi dilakukan.Seperti yang terlihat dalam skema tahap pengambilan keputusan dalamorganisasi
menurut Mintzberg berikut :
F.Dasar-dasar pendekatan pengambilan
keputusan
Pengambilan keputusan harus dilandasi
oleh prosedur dan teknik sertadidukung oleh informasi yang tepat (accurate),benar(reliable)dan tepatwaktu(timeliness).Ada beberapa
landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari
permasalahan itu sendiri.Menurut George
R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatandari pengambilan
keputusan yang dapat digunakan yaitu :
v Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaammemiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan
keputusan berdasarkan intuisn ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan:
- Keuntungan :waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek -untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusanini akan memberikan kepuasan pada umumnya-kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.
- Kelemahan :Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik -Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenarandan keabsahannya :
- Tahap Identifikasi Pengenalan Diagnosis
- Tahap Pengembangan Pencarian Desain
- Tahap Seleks iPenilaian Analisis Penawaran Otorisasi
v Dasar-dasar
lain dalam pengambilan keputusan seringkalidiabaikan.
·
Pengalaman
Pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapatmemperkirakan keadaan sesuatu, dapat
diperhitungkan untung ruginyaterhadap
keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang
dalam membuatkeputusan akan tetapi,
peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi
kini.
·
Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan
fakt dapat memberikan keputusanyang sehat,
solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaanterhadap pengambilan
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orangdapat menerima
keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela danlapang dada.
·
Wewenang
Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukanoleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang
yang lebih tinggikedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya.Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :Kebanyakan
penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut
secara sukarela ataukah secara terpaksa-Keputusannya
dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukuplama-Memiliki daya autentisitas yang tinggi.
Kelemahan :dapat
menimbulkan sifat rutinitas-mengasosiasikan
dengan praktik diktatorial-sering
melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkansehingga dapat
menimbulkan kekaburan.
Logika Pengambilan
keputusan yang berdasar logika ialah suatu studi yangrasional
terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan
rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif,logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil ataunilai
dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekatikebenaran atau
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pada pengambilankeputusan secara logika
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,yaitu :
ü kejelasan masalah
ü orientasi
tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
ü pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui
jenisnya dankonsekuensinya-preferensi yang jelas :
alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
ü hasil
maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasilekonomis yang
maksimalE.Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan
G.Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu
:
Ø Internal
Organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi dan sebagainya
Ø Eksternal
Organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukumdan sebagainya
Ø Ketersediaan informasi yang
diperlukan Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusanF.Model Perilaku Pengambilan KeputusanBerikut
empat rangkaian model pengambilan keputusan :
- Model rasionalitas ekonomi
Model ini berasal dari ekonomi
klasik dimana pembuat keputusansepenuhnya
rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan aktivitas pengambilan
keputusan, terdapat asumsi :
a) keputusan akan
sepenuhnya rasional dalam hal
b) rencana dan
tujuan
c) terdapat sistem
pilihan yang lengkap dan konsisten yangmemungkinkan pemilihan alternative
d) kesadaran
penuh terhadap semua kemungkinan alternatif
e) tidak ada
batasan pada kompleksitas komputasi yang dapatditampilkan untuk menentukan alternatif
terbaik
f) probabilitas
kalkulasi tidak menakutkan ataupun misteriusPada model rasionalitas ekonomi
terdapat teknik rasional moderenyaitu pendekatan scientific management seperti ABC,
EVA dan MVA.Pada teknik ABC (activity-based cosying) menentukan biaya
yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses pesanan penjualan,mempercepat
pesanan pemasok, dan atau pelanggan, memecahkanmasalah
kualitas pemasok dan atau masalah pengantaran, danmemperlengkapi
mesin. Untuk teknik EVA (economic value added) biaya
semua kapital ditentukan misalnya biaya kapital ekuitas (uangyang
disediakan pemegang saham), EVA berguna juga sebagai ukuranuntuk mengambil keputusan mengenai masalah
akuisisi dan pajak sampai masalah
kompensasi. Sementara MVA (market value added)dapat menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan atauseberapa
besar kapital yang terbuang kaitannya dengan nilai pasar saham.
- Model rasionalitas
terbatas dari Simon (Satisficing)Model ini
menyatakan bahwa perilaku pengambilan keputusandapat dideskripsikan sebagai
rasional dan maksimal tetapi terbatasdimana
pembuat keputusan berakhir dengan kepuasan minimalkarena tidak memiliki
kemampuan untuk memaksimalkan. Haltersebut
dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu dan biaya, tawaran alternatif
kurang disukai danefek kekuatan lingkungan tidak dapat diabaikan.
- Model penilaian heuristik dan bias
Model ini
diprakarsai oleh ahli teori kognitif yaitu Kahneman danTversky yang
menyatakan bahwa pembuat keputusanmengandalkan heuristik yakni penyederhanaa strategi atau
metode berdasarkan pengalaman.Meskipun
heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu pembuat keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya
dapatmenyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis. Ada tiga biasutama yang teridentifikasi membantu menjelaskan
bagaimana penilaian tersebut menyimpang dari proses
rasional.Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :
Heuristik availabilitas
Heuristik representatif
Heuristik kerangka referensi dan keputusan
- Model sosialSigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan perasaan,emosi dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh keinginanyang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan darirasionalitas ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikologi.
Hal ini
didukung pandangan bahwa pengaruh psikologimempunyai dampak
yang signifikan pada perilaku pengambilankeputusan.
H.Gaya pengambilan keputusan
Selain model rasionalitas, terdapat
pendekatan lain untuk perilaku pengambilan keputusan berfokus
pada gaya yang digunakan manajer dalammemilih alternatif. Ada empat gaya pengambilan keputusan
yaitu :
- Gaya Direktif Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah terhadapambiguitas dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuatkeputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis, dan sistematisdalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat.
- Gaya Analitik Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggiuntuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis inisuka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderungterlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif daripada pembuat keputusan direktif.
- Gaya KonseptualPembuat gaya konseptual mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial.Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan sukamempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masamendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orangsebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudianmengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
- Gaya PerilakuPembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitasyang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Gaya inicenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasiketerbukaan dalam pertukaran pendapat yakni cenderung menerimasaran, sportif dan bersahabat serta menyukai informasi verbal daripadatulisan.H.Teknik pengambilan keputusan partisipatif Teknik partisipatif ada dua yaitu teknik partisipatif individu dan kelompok.Untuk individu dimana karyawan mempengaruhi pengambilan keputusanmanajer. Sementara untuk kelompok menggunakan teknik konsultasi dandemokrasi. Dalam partisipasi konsultasi, manajer meminta dan menerimaketerlibatan karyawan, tetapi manajer mempertahankan hak untuk membuatkeputusan. Dalam bentuk demokrasi terjadi partisipasi total an kelompok bukan per individu yaitu dengan suara terbanyak.
DAFTAR PUSTAKA
Luthans F,
2006 Perilaku Organisasi Edisi 10, Penerbit Andi, Yogyakarta
Setiadi N
J, 2008 Business Economics and Managerial
Decision Making ,Kencana, Jakarta
Johannes. Teknik Pengamb ilan Keputusan. PT. Ri neka
Ci pta. Jakarta 1991
Usman,Husaini .ManajemenTeor i Praktik dan
Riset Pendi Sondandikan.PT.Bumi Aksara. Jakarta.2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar