- Aktivitas / istirahat.
Gejala :- Kelelahan umum dan kelemahan.
- Nafas pendek karena bekerja.
- Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
- Mimpi buruk.
Tanda :- Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.
- Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).
- Integritas Ego.
Gejala :- Adanya faktor stres lama.
- Masalah keuanagan, rumah.
- Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
- Populasi budaya.
Tanda :- Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).
- Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.
- Makanan / cairan.
Gejala :- Anorexia.
- Tidak dapat mencerna makanan.
- Penurunan BB.
Tanda :- Turgor kulit buruk.
- Kehilangan lemak subkutan pada otot.
- Nyeri / kenyamanan.
Gejala :- Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda :- Berhati-hati pada area yang sakit.
- Perilaku distraksi, gelisah.
- Pernafasan.
Gejala :- Batuk produktif atau tidak produktif.
- Nafas pendek.
- Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.
Tanda :- Peningkatan frekuensi nafas.
- Pengembangan pernafasan tak simetris.
- Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).
- Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.
- Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).
- Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut ).
- Keamanan.
Gejala :- Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)
Tanda :- Demam rendah atau sakit panas akut.
- Interaksi sosial.
Gejala :- Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.
- Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik untuk melaksankan peran.
- Penyuluhan / pembelajaran.
Gejala :- Riwayat keluarga TB.
- Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.
- Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.
- Tidak berpartisipasi dalam therapy.
B. Diagnosa keperawatan Yang Muncul
- Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
- Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
C. Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
- Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
- Mendemontrasikan batuk efektif.
- Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
- Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. - Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi. - Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas. - Lakukan pernapasan diafragma.
R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar. - Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret. - Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien. - Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis. - Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut. - Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
- Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
- Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
- Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
- Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit. - Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia. - Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. - Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. - Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas. - Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.
R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar