PENDAHULUAN
Ansietas
adalah suatu ketegangan yang tidak menyenangkan, rasa takut, gelisah
rasa takut yang mungkin timbul dari penyebab yang tidak diketahui.
Keadan ansietas ini merupakan gangguan mental yang sering dijumpai.
Gejala ansietas berat serupa dengan takut (seoerti
takikardi, berkeringat, gemetar, palpitasi) dan aktivitas simpatik.
Episode ansietas ringan merupakan pengelaman hidup yang biasa dan tidak
memerlukan pengobatan. Tetapi bila gejala ansietas cukup berat, kronis,
mengganggu aktivitas sehari-hari, perlu diobati dengan obat
anti-ansietas (kadang-kadang disebut ansiolotik atau tranquilizer
minor), dan/atau bentuk lain terapi psikologik/tingkah laku. Karena
semua obat ansietas menyebabkan sedasi, obat yang sama dalam klinik
sering berguna sebagai ansiolotik dan hipnotik (menyebabkan tidur). Terdapat 5 varian ansietas yang sering ditemukan
2. Panic Disorder (PD)
4. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
5. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Ansietas
terutama berguna untuk pengobatan simtomatik penyakit psikoneurosis dan
berguna sebagai obat tambahan pada terapi penyakit somatic yang
didasari penyakit ansietas (perasaan cemas) dan ketegangan mental.
Penggunaan ansietas dosis tinggi jangka lama, dapatmenimbulkan
ketergantungan fisik dan psikis. Disbanding dengan sedative yang sudah
lama dikenal, ansietas tidak begitu banyak menimbulkan kantuk.
Obat
yang digunakan untuk pengobatan ansietas ialah sedative, atau oabat –
obat yang secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedative.
Antiansietas yang utama adalah golongan benzodiazepine.
Banyak golongan depresan SSP yang lain telah digunakan untuk sedasi
siang hari pada pengobatan ansietas. Namun penggunaan saat ini telah
ditinggalkan, obat – obat tersebut antara lain golongan barbiturate dan
meprobamat.
Interaksi Obat pada Gelisah dan Cemas / Ansietas
a. Trankulansia (semua jenis) – Depresan lain
Trankulansia
adalah depresan susunan saraf pusat. Obat akan menekan atau mengganggu
fungsi seperti koordinasi dan kewaspadaan. Penekanan yang berlebihan dan
gangguang fungsi dapat terjadi bila suatu trankulansia diberikan
bersamaan dengan depresan susunan saraf lainnya. Akibatnya : mengantuk,
pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental; dalam kasus berat
terjadi gangguan peredaran darah dan fungsi pernapasan yang menyebabkan
koma dan kematian.
Kelompok
depresan yang berinteraksi dengan trankulansia adalah antikolinergik,
antikonvulsan, antidepresan (jenis siklik), antihistamin, antipsikotika,
fenfluramin, antihipertensi, pelemas otot, narkotika, propoksifien,
sedative.
b. Golongan benzodiazepin – Obat asma (golongan Teofilin)
Efek
obat asma dapat berkurang. Obat asma digunakan untuk membuka jalan
udara di paru-paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma,
sedangkan benzodiazepin melemaskan otot sehingga otot tidak dapat
berfungsi dengan baik. Akibatnya asma tidak sembuh sempurna
c. Benzodiazepin – pil KB
Efek
pil KB dapat berkurang. Akibatnya : resiko hamil meningkat kecuali jika
digunakan cara kontrasepsi lain. Perdarahan sekonyong-konyong adalah
gejala kemungkinan terjadi interaksi.
Efek beberapa trankulansia dapat meningkat (klordiazepoksid, diazepam); efek trankulansi benzodiazepine lainnya dapat berkurang.
d. Benzodiazepin – simetidin (Tagamat)
Efek
trankulansia dapat meningkat. Akibatnya timbul efek samping yang
merugikan karena terlalu banyak trankulansia. Gejalanya berupa sedasi
berlebihan, mengantuk, pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan
mental; pada kasus berat terjadi gangguan perdarahan dan fungsi
pernapasan yang menyebabkan koma dan kematian. Lorazepam dan oksazepam
tidak berinteraksi.
e. Benzodiazepin – estrogen (hormone wanita)
Efek
estrogen dapat meningkat. Estrogen digunakan untuk mengatasi kekurangan
estrogen selama haid dan sesudah histerektomi, untuk mencegah
pembengkakan payudara yang nyeri sesudah melahirkan karena ibu tidak
menyusui bayinya, dan untuk mengobati amenore. Akibatnya kondisi yang
sedang diobati mungkin tidak terobati dengan baik.
Efek beberapa trankulansia dapat meningkat (klordiazepoksid, diazepam); efek trankulansi benzodiazepine lainnya dapat berkurang.
f. Benzodiazepine – Levodopa
Efek
levodopa dapat berkurang karena levodopa digunakan untuk mengobati
penyakit Parkinson (antikolinergik). Akibatnya kondisi yang dialami
mungkin tidak terkendali dengan baik. Interaksi yang terjadi hanyalah
pada turunan diazepam, tetapi benzodiazepine lainnya mungkin menunjukkan
interaksi yang sama.
g. Benzodiazepin – Rifampin
Efek
trankulansia dapat berkurang. Akibatnya kegelisahan dan kecemasan
mungkin tidak hilang sebagaimana yang diharapkan. Trankulansia turunan
lorazepam dan oksazepam mungkin tidak berinteraksi.
h. Hidrokzin – Antikolinergika
Kombinasi
ini menimbulkan efek samping antikolinergik yang berlebihan. Akibatnya
penglihatan kabur, mulut kering, sembelit, palpitasi jantung, bicara
tidak jelas, sulit kencing, rangsangan pada lambung, mungkin keracunan
psikosis (agitasi, nanar, meracau).
Beberapa
antikolinergik menimbulkan efek samping yang berlebihan. Akibatnya
mengantuk, pusing, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental; pada
kasus berat terjadi gangguan perdarahan darah dan fungsi pernapasan yang
menyebabkan kematian dan koma.
Interaksi obat turunan benzodiazepine
1. Diazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dihambat oleh cimetidin, dizulfiram, INH, kontrasepsi oral.
c. Eliminasi dipercepat oleh rifampicin dan obat penginduksi enzim lainnya.
2. Alprazolam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dihambat oleh cimetidin, dizulfiram, INH, kontrasepsi oral.
c. Eliminasi dipercepat oleh rifampicin dan obat penginduksi enzim lainnya.
3. Bromazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dihambat oleh cimetidin, dizulfiram, INH, kontrasepsi oral.
c. Eliminasi dipercepat oleh rifampicin dan obat penginduksi enzim lainnya.
4. Chlordiazepoksid
- Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol
- Eliminasi dihambat oleh cimetidin, dizulfiram, INH, kontrasepsi oral.
- Eliminasi dipercepat oleh rifampicin dan obat penginduksi enzim lainnya.
- Kontrasepsi oral, alcohol, dan heparin menurunkan ikatan protein plasma pada chlordiazepoksid.
5. Clonazepam
- Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
- Eliminasi dihambat oleh cimetidin, dizulfiram, INH, kontrasepsi oral.
- Eliminasi dipercepat oleh rifampicin, phenytoin, Phenobarbital, dan obat penginduksi enzim lainnya.
6. Clorazepat
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Pemberian bersama dengan antikonvulsi dan merokok mempercepat eliminasi.
c. Pemberian bersama dengan antasida dan H2-Bloker menghambat reabsorbsi
d. Pemberian bersama dengan cimetidin dapan menghambat pemecahannya.
7. Flunitrazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat bila ada induksi enzim
8. Lorazepam
- Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
- Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim.
- Pada pemberian bersama dengan pyremethamin, dilaporkan terjadi tes fungsi hati yang patologik.
9. Lormetazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim
10. Midazolam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim
11. Nitrazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim
12. Oxazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim
13. Temazepam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim
14. Triazolam
a. Peningkatan efek oleh obat – obat penekan SSP lain dan alcohol.
b. Eliminasi dipercepat dengan adanya induksi enzim
Tanaman Berkhasiat Ansiolitik
1. Kava
Tanaman
yang sejak lama digunakan untuk menghilangkan rasa cemas, depresi dan
sebagai obat tidur adalah kava. Kava di Inggris dikenal dengan nama intoxicating, di Prancis disebut dengan kawa sementara di Fiji dikenal dengan nama yagona.
Dengan
minum 100 ml kava dapat membuat orang akan jatuh tertidur dalam waktu
30 menit. Enolida kawain dan dehidrokawain merupakan senyawa aktif yang
diisolasi dari α-lakton yang bersifat anticemas. Kava lebih suka
digunakan sebagai penenang karena kava bersifat aman, merupakan
anticemas yang tidak menyebabkan ketergantungan, dengan mamfaat terapi
yang sebanding dengan kelompok benzodiazepin seperti valium. Tidak
seperti halnya alkohol atau obat penenang lainnya (pentobarbital,
diazepam, dan klordiazepoksid). Kava tidak meyebabkan rasa sakit pada
waktu bangun pagi harinya melainkan akan bangun dengan perasaan yang
segar.
2. Kecubung
Kecubung
mengandung 0.3-0.4 % alkaloid (sekitar 85 % skopolamin dan 15 %
hyoscyamine), hycoscin dan atropin (tergantung pada varietas, lokasi dan
musim). Zat aktifnya dapat menimbulkan halusinasi bagi pemakainya. Jika
alkaloid kecubung diisolasi maka akan terdeteksi adanya senyawa methyl
crystalline yang mempunyai efek relaksasi pada otot gerak.
Bagian utama yang digunakan adalah bunga. Selain itu, akar dan daun juga berkhasiat sebagai obat. Tumbuhan ini dapat digunakan secara segar atau setelah dikeringkan.
3. Kubis Bunga
Kubis
bunga mengandung air, protein, lemak, karbihidrat, serat, kalsium,
fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin (A, C, serta sejumlah kecil
tiamin, riboflavin dan niacin). Selain itu juga mengandung senyawa
sianohidroksibutena (CHB), sulfran dan iberin yang merangsang
pembentukan glutation.
4. Valerian
Valerian adalah tanaman asli dari Eropa, Amerika Utara dan Asia Barat. Nama Valerian diambil dari bahasa latin ‘valare’, yang artinya “ menjadi sehat’. Valerian telah digunakan sebagai tanaman obat sejak 100 tahun yang lalu, terutama untuk masalah insomnia (sulit tidur).
Secara
invitro, komponen asam valerenic (valerenic acid) menunjukan penurunan
degradasi (penghancuran) gamma aminobutyric acid (GABA). Mekanisme lain
adalah adanya glutamine dalam konsentrasi tinggi. Glutamine lebih
efektif melewati darah sawar otak (blood brain barrier) yang dapat
diambil oleh saraf terminal dan diubah menjadi GABA.
Interaksi Tanaman Berkhasiat Ansiolitik dengan Obat Ansiolitik
Turunan Benzodiazepin – Valerian
Efek trankulansia meningkat dengan penggunaan bersama Valerian. Akibatnya mengantuk, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental.
Turunan Benzodiazepin – Kecubung
Efek
trankulansia meningkat dengan penggunaan bersama valerian. Akibatnya
mengantuk, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental, halusinasi
pada pengguna.
Turunan Benzodiazepin – Kava
Efek trankulansia kava sebanding dengan efek benzodiazepine. Akibatnya mengantuk, hilang koordinasi otot dan kewaspadaan mental, dan tidak meyebabkan rasa sakit pada waktu bangun pagi harinya melainkan akan bangun dengan perasaan yang segar.
Sumber :
1. Harkness Richard, 1989, Interaksi Obat. Penerbit ITB : Bandung.
2. Hariana, H.Arief, 2006, Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya seri 1,penebar swadaya : Jakarta.
3. Hariana, H.Arief, 2006, Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya seri 3,penebar swadaya : JakARTA
materinya udah bagu, tapi warnanya cerah banget. bisa diberikan warna lebih nyaman dipandang?
BalasHapus