BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini masalah kegemukan (obesitas) merupakan masalah
global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun negara
berkembang termasuk Indonesia. Perubahan gaya hidup termasuk kecenderungan
mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi merupakan faktor yang
mendukung terjadinya obesitas.
Sebagian besar kegemukan dan obesitas
adalah karena makan berlebihan. Hal ini tergolong dalam obesitas primer.
Sisanya, disebabkan karena penyakit atau gangguan hormonal atau kelainan
genetis yang tergolong dalam obesitas sekunder.
Berbagai upaya untuk melangsingkan
tubuh telah banyak dilakukan diantaranya dengan pengaturan makanan, merubah gaya
hidup, pemberian obat dan pembedahan untuk mengurangi lemak atau mengangkat
sebagian usus.
Asupan makanan harus selalu cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh dan juga tidak berlebihan sehingga
menyebabkan obesitas.Juga, karena makanan yang berbeda mengandung proporsi
protein, karbohidrat, dan lemak yang berbeda-beda, maka keseimbangan yang wajar
juga harus dipertahankan diantara semua jenis makanan ini sehingga semua segmen
sistem metabolisme tubuh dapat dipasok dengan bahan yang dibutuhkan.
Atas dasar inilah, penulis mengangkat
judul ” OBESITAS” dalam askep ini. Penulis berharap keberadaan
makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca, khususnya mahasiswa STIKES BU
BOJONEGORO.
B. TUJUAN
Tujuan
penulisan askep ini adalah menambah wawasan mahasiswa mengenai asuhan
keperawatan pada pasien dengan obesitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- KONSEP DASAR
1. Definisi
Kegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai
kelebihan akumulasi lemak Tubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia.,
jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan
mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun,
keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan
ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet
dan program penurunan berat badan.
Obesitas juga merupakan suatu keadaan
patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang
diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya
disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Nutrien yang kelak dapat merupakan faktor resiko untuk terjadinya berbagai
jenis penyakit degeneratif seperti ; DM, hipertensi, penyakit jantung koroner,
reumatik dan berbagai jenis penyakit keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan
lain yang akan memerlukan biaya pengobatan yang sangat besar.
2. Etiologi
Faktor yang menentukan antara lain :
a. Faktor Genetik
Obesitas secara pasti terjadi secara
familial. Lebih lanjut, kembar identik biasanya mampu mempertahankan selisih
berat badan sekitar 2 pon antara keduanya sepanjang hidup mereka., jika mereka
hidup dalam lingkungan yang sama, atau sekitar 5 pon jika lingkungan hidup
mereka berbeda dengan nyata. Hal ini sebagian terjadi karena kebiasaan makan
yang berasal dari masa kanak-kanak, tetapi biasanya diyakini bahwa ada
kemiripan yang dekat antara kedua anak kembar
yang dikendalikan secara genetik.
Gen dapat mengatur tingkat makan dengan
berbagai cara , termasuk (1) kelainan genetik pusat makan untuk mengatur
tingkat penyimpanan energi tinggi atau rendah, dan (2) kelainan faktor psikis
secara herediter, baik yang meningkatkan nafsu makan, atau menyebabkan orang
tersebut makan sebagai mekanisme ” pelepasan”.
Kelainan genetik pasda sifat kimiai
penyimpanan lemak juga diketahui menyebabkan obesitas pada beberapa turunan
tikus dan mencit. Pada suatu turunan tikus, lemak mudah disimpan dalam jaringan
asdiposa, tetapi jumlah lipase peka hormon dalam jaringan asdiposa sangat
berkurang, sehingga hanya sedikit lemak yang dapat dikeluarkan. Keadaan ini
jelas menyebabkan jalur satu arah, lemak secaran terus menerus disimpan
walaupun tidak pernah dilepaskan . Pada satu turunan muncit yang gemuk. Terdapat
kelebihan sintetase asam lemak. Oleh sebab itu, mekanisme genetik yang serupa
merupakan penyebab obesitas yang mungkin pada manusia.
b. Faktor
Psikologis (gangguan emosi)
Penelitian penderita obesitas
menunjukkkan bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh faktor psikogenik.
Barangkali faktor psikogenik yang paling sering berperan pada obesitas adalah
gagasan yang berbahaya bahwa kebiasaan makan yang sehat memerlukan tiga kali
sehari, dan setiap kali makan harus penuh. Banyak anak dipaksa mengikuti
kebiasaaan ini oleh para orang tua yang terlalu bersemangat, dan anak-anak
terus melanjutkan kebiasaan tersebut sepanjang hidupnya. disamping itu,
biasanya seseorang diketahui mengalami kenaikan berat badan yang besar selama
atau setelah keadaan yang menekan, seperti kematian orang tua, penyakit yang
berat, atau karena depresi kejiwaan. Tampaknya bahwa makan seseringkali
merupakan alat pelepas ketegangan.
c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
Lesi pada nukleus ventromesdialis
hipotalamus menyebabkan binatang makan secara berlebihan dan menjadi gemuk.
Lesi yang sedemikian juga menyebabkan kelebihan produksi insulin, yang
selanjutnya meningkatkan penyimpanan lemak.Juga, kebanyakan penderita tumor
hipofisis yang menekan hipotalamus wenjadi gemuk secara bertahap, sehigga
menggambarkan bahwa obesitas pada manusia, juga dapat dengan pasti dihasilkan
karena kerusakan hipotalamus.
Namun pada orang gemuk normal, hampir
tidak ditemukan adanya kerusakan hipotalamus.Walaupun demikian, mungkin bahwa
pengaturan fungsional hipotalamus atau pusat makan neurogenik lain berbeda
dengan orang gemuk, dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk.
d. Faktor Nutrisi
Laju pembentukan sel baru terutama
cepat ada beberapa tahun pertama kehidupan, dan semakin besar laju penyimpanan
lemak. Pada anak yang gemuk, jumlah sel seringkai sampai 3 kali lipat jumlah
selemak pada anak normal. Walaupun demikian, setelah akil balik, jumlah sel
lemak tetap hampir sama sepanjang sisa kehidupan.Oleh karena itu telah
disarankan bahwa kelebihan nutrisi pada anak terutama pada masa bayi dan
sebagian kecil selama masa kanak-kanak yang lebih lanjut, dapat menyebabkan
obesitas sepanjang hidup. Orang yang mempunyai kelebihan sel lemak dianggap
memiliki pengaturan lemak lebih tinggi oleh mekanisme otoregulasi umpan balik
neurogenik untuk pengendalian jaringan adsiposa.
Pada orang yang ,menjadi gemuk pasda
usia pertengahan atau pada usia tua, sebagian besar obesitas disebabkan oleh
hipertrofi dari sel lemak yang sudah ada, tanpa disertai perkembangan sel
tambahan. Jenis pengobatan ini lebih peka terhadap pengobatan daripada jenis
obesitas sepanjang hidup.
e. Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan
merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas
di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih
sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan
tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
3. Patofisiologi
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi
yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini
dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat
nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan
hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturan keseimbangan energi diperankan oleh
hipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu : pengendalian rasa lapar
dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi hormon.
Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal
eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari
perifer (jaringan adipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal
tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan
pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan
pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dan
sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu makan,
serta berhubungan dengan faktor distensi lambung dan peptida gastrointestinal,
yang diperankan oleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator dalam peningkatan
rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan
insulin yang mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka
jaringan adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam
peredaran darah. Leptin kemudian merangsang anorexigenic center di
hipotalamus agar menurunkan produksi Neuro Peptide –Y (NPY), sehingga terjadi
penurunan nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih
besar dari asupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi
rangsangan pada orexigenic center di hipotalamus yang menyebabkan peningkatan
nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas terjadi resistensi leptin,
sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
4. Tanda dan Gejala
Anak terlihat
sangat gemuk dan umunya lebih tinggi daripada anak normal seumur. Sering
terlihat dagu yang berganda (double chin). Buah dada seolah-olah berkembang.
Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat. Kedua tungkai umumnya
berbentuk huruf x dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling
menempelmenyebabkan laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau yang
kurang sedap. Pada anak laki-laki, penisnya terlihat kecil karena sebagian
organ tersebut tersembunyi dalam jaringan lemak pubis.
Penimbunan
lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara
waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa
menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita
obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan
berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
5. Komplikasi
Faktor kesehatan. Beberapa penyakit
bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
è Hipotiroidisme
è Sindroma Cushing
è Sindroma Prader-Willi
è Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang
banyak makan.
è Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid
dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah
sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang
disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa
kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat
dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara
mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel
Obesitas secara langsung berbahaya bagi
kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit
menahun seperti:
è Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
è Tekanan darah tinggi (hipertensi)
è Stroke
è Serangan jantung (infark miokardium)
è Gagal jantung
è Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat
dan kanker usus besar)
è Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
è Gout dan artritis gout
è Osteoartritis
è Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal
ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
è Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan,
underventilasi dan ngantuk).
6. Penatalaksanaan Kolaboratif
Umumnya pengobatan pada obesitas
ditunjukkan pada program perbaikan gizi. Namun demikian perlu diperhatikan pula
tentang faktor psikososial yang mengizinkan atau memperkuat sikap anak untuk
makan banyak dan kurang bergerak. Untuk itu penanganan obesitas melibatkan
dokter anak, psikologi perkembangan psikiater anak, pekerja sosial, ahli gizi,
dan perawat. Keterlibatan keluarga adalah mutlak unutk keberhasilan terapi.
Dalam pengaturan makanan anak obesitas
perlu diperhatikan beberapa di bawah ini :
a. Kalori : Harus sesuai dengan kebutuhan
normal, dihitung berdasarkan BB ideal yang sesuai untuk TB saat itu.
b. Diet seimbang : karbohidrat 50% kalori,
lemak 35% kalori, protein cukup untuk tumbuh kembang normal.
c. Pembagian kalori harus sedemikian rupa,
sehingga salah satu porsi tidak boleh melebihi 1000 kalori.
d. Entuk dan jenis makanan harus yang
dapat diterima oleh anak serta tidak
dipaksa makan makanan yang tidak disukai
e. Tidak ada petunjuk khusus tentang jenis
makanan yang dilarang atau diretriksi tanpa alasan.
Untuk meningkatkan penggunaan energi,
latihan jasmani yang lbih intensif menjadi pilihan pertama. Pilihlah kegiatan
yang disukai anak tersebut sesuai dengan umurnya.
Menurunkan berat badan dengan obesitas
berat sebaiknya tidak melebihi 500 g tiap minggunya. Untuk menurunkan BB
sebanyak 500g tiap minggu. Jumlah energi yang harus dikurangi setiap minggunya
kira-kira 3250 kkal atau tiap harinya 450-500 kka. Perhatikan faktor lingkungan
bilamana terdapat gangguan emosional, maka psikoterpi diperlukan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.Riwayat
Identitas
Nama : Nn. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Pendidikan : Mahasiswi
Pekerjaan :Mahasiswi
Status : Belum kawin
Agama : Islam
Alamat : Bojonegoro
à
Riwayat Kesehatan
o Keluhan utama
Pasien mengatakan
susah sekali berdiri sehabis duduk dari lantai.
o Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien tidak
mengalami keluhan apa-apa selain merasakan berat badannya semakin bertambah,
disamping itu pasien mengalami kesusahan untuk berdiri sehabis duduk dari
lantai.
o Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya
pasien memiliki berat badan yang normal tapi setelah 2 tahun kemudian berat
badan pasien mengalami perubahan.
o Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien
tidak ada yang mengalami obesitas.
b. Pemeriksaan Fisik
¤ Aktivitas /
Istirahat
Gejala :
- Kelemahan, cenderung terus mengantuk
- Ketidakmampuan / kurang keinginan
untuk aktif atau melakukan latihan teratur
- Dispnea dengan kerja
Tanda :
- Peningkatan kecepatan jantung / pernafasan
dengan aktivitas
¤ Sirkulasi
Gejala :
- Riwayat factor budaya / pola hidup
mempengaruhi pilihan makan
- Berat badan dapat / tak dapat
diterima sebagai masalah
- Makan menghilangkan perasaan tak
senang, misalnya : kesepian, frustasi, kebosanan
- Persepsi gambaran diri sebagai tak
dapat diinginkan
- Tahanan orang terdekat untuk
menurunkan berat badan (dapat menyabotase upaya pasien)
¤ Makanan / Cairan
Gejala :
- Mencerna makanan dengan berlebihan / normal
- Percobaan dengan berbagai tipe diet
- Riwayat berulangnya penurunan dan
peningkatan berat badan
Tanda :
- Berat badan tak tepat dengan tinggi badan
- Tipe tubuh endormofik (halus / sekitar)
- Gagal untuk menentukan masukan makanan
untuk menurunkan kebutuhan (contoh : perubahan pola hidup dari aktif menjadi
tak berolahraga, penuaan)
¤ Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri / ketidaknyamanan pada sendi yang
menopang berat badan atau tulang belakang
¤ Pernafasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Sianosis, distress pernafasan (sindrom
pickwickian)
¤ Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, amenorea
¤ Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :
- Masalah dapat berupa masa hidup atau
sehubungan dengan peristiwa hidup
- Riwayat keluarga kegemukan
- Masalah kesehatan yang menyertai termasuk
hipertensi diabetes, penyakit kandung empedu dan kardiovaskuler, hipotiroidisme
c. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan metabolik /
endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme,
hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin). Ini juga diduga
bahwa penyebab gangguan ini dapat menimbulkan neuroendokrin abnormal dalam
hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
d. Pengkajian Psikososial
1.
Psikologi
pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang
dan merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa minder.
2.
Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan
baik dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
àDX 1: Peerubahan
nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh b/d Masukan makanan yang
lebih dari kebutuhan tubuh
Etiologi : Berat badan 20% atau lebih dari berat badan
optimum; kelebihan lemak tubuh dengan lipatan kulit/ pengukuran lain.
Melaporkan/observasi disfungsi pola makan, masukan lebih
dari kebutuhan tubuh.
Hasil yang
diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan:
- Mengidentifikasi perilaku dan konsekuensi sehubungan dengan makan berlebihan dan peningkatanberat badan
- Menunjukkan perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
- Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal.
à DX 2 : Kurang
pengetahuan ( kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
Etiologi : a. Kurang/ salah interpretasi informasi
b.
Kurang tertarik belajar, kurang mengingat
c. Tidak akurat/ tidak
menyelesaikan informasi yang ada.
Kemungkinan
dibuktikan oleh :
a. Pernyataan
kurang/ permintaan informasi tentang kegemukan dan kebutuhan nutrisi
b. Pernyataan
masalah dengan penurunan berat badan
c. Tidak adekuat
mengikuti diet sebelumnya dan mengikuti instruksi latihan
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
A.
Menyatakan
tanggung jawab untuk belajarnya sendiri
B.
Mulai mencari
informasi tentang nutrisi dan cara
mengontrol berat badan
C.
Menyatakan
pemahaman kebutuhan untuk perubahan pola hidup untuk mmempertahankan/mengontrol
berat badan
D. Mem buat tujuan individu dan rencana untuk pencapaian
tujuan tersebut.
3. Intetvensi dan
Implementasi
a. Diagnosa 1
1.
Kaji penyebab
individu kegemukan, misalnya; organik atau non organik à Memberikan
kesempatan kepada individu memfokuskan/internalisasi gambaran nyata atau jumlah
makanan yang dimakan dan penyesuaian kebiasaan makan/perasaan. Mengidentifikasi Pola yang memerlukan
perubahan dan/atau dasar menyesuaikan program diet.
2.
Buat rencana
makan dengan pasien à Sementara tak
ada dasar untuk menganjurkan diet yang satu dari yang lain, penurunan diet yang
baik harus berisi makannan dari semua dasar kelompok makanan dengan fokus
masukan rendah lemak. Ini membantu mempertahankan rencana semirip mungkin
dengan kebiasaan pasien. Rencana dibuat dengan dan persetujuan pasien akan
lebih berhasil.Catatan : Penting
mempertahankan masukan protein adekuat untuk mencegah kehilangan massa otot.
3.
Tekankan
pentingnya menghindari diet berlemak à Hilangkan kebutuhan komponen yang dapat menimbulkann
kelemahan, sakit kepala, ketidakstabilan dan kelemahan, asidosis metabolik
(ketosis) mempengaruhi keefektifan program penurunan BB
4.
Timbang berat
badan secara 2 kali seminggu à Memberikan informasi tentang keefektifan program terapi
dan memperlihatkan bukti keberhasilan upaya pasien selama perawatan di rimah
sakit
5.
Konsul dengan
ahli dietuntuk menentukan kalori/kebutuhan nutrisi untuk penurunan berat badan
individu à pemasukan
individu dapat dikalkulasi dengan berbagai perhitungan berbeda, tetapi
penurunan berat badan berdasarkan pada kebutuhan basal kalori selama 24 jam,
tergantung pada jenis kelamin,usia, berat badan saat ini/yang diinginkan dan
lama waktu yang diperkirakan mencapai berat badan yang diinginkan.
b. Diagnosa 2
1.
Tentukan
tingkat pengetahuan nutrisi dan apakah keyakinan pasien adalah kebutuhan paling
penting.
2.
Berikan
informasi tentang cara mempertahankan pemasukan makanan yang memuaskan di
lingkungan yang jauh dari rumah à “pintar” makan bila makan di luar atau bila dalam
perjalanan, membantu individu untuk mengatur berat badan sementara masih
menikmati hubungan sosial.
3.
Identifikasi
sumber-sumber informasi lain, contoh buku-buku, rekaman, kelas masyarakat,
kelompok à Dengan
mmenggunakan kesempatan yang berbeda untuk mengakses informasi akan melanjutkan
belajar pasien. Keterlibatan dengan orang lain yang juga menurunkan berat
badan dapat memberikan dukungan.
4.
Tekankan
perlunya melanjutkan evaluasi perawatan/konseling, khususnya bila tak ada
kemajuan à sesuai dengan
penurunan berat badan, terjadi perubahan metabolisme, mempengaruhi penurunan
selanjutnya dengan membuat kestabilan sebagai mekanisme bertahan hidupn dari
aktivitas tubuh. Upaya untuk mencegah kelaparan.Ini
memerlukan strategi baru dan dukungan agresif untuk melanjutkan penurunan berat
badan.
5.
Kaji ulang
kebutuhan kalori tiap 2-4 minggu à perubahan dalam berat badan dan latihan dapat berarti
mengubah penurunan diet.
6.
Identifikasi
alternatif untuk pilihan program aktivitas sesuai menyesuaikan cuaca,
perjalanan, dan sebagainya. Diskusikan penggunaan alat mekanik/alat
untuk penurunan à Meningkatkan
kelanjutan program. Catatan :
Penurunan lemak terjadi pada dasar umum keseluruhan, dan tak ada bukti bahwa
titik penurunan atau alat mekanik untuk penurunan berat badan dalam area
khusus. Namun,tipe khusus latihan atau alat dapat berguna dalam meningkatkan
tonus bagian tubuh tertentu.
7.
Diskusikan
perlunyaperawatan kulit yang baik, khususnya selama bulan musim panas à mencegah
kerusakan kulit pada kelembaban lipatan kulit.
8.
Identifikasi
pilihan cara untuk penguatan diri/keluarga
untuk menyelesaikan atau memberikan penghiburan à Menurunkan
kemungkinan menyadarkan diri pada makan untuk menghadapi perasaan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan
planing yang telah dibuat.
4. Discharge Planing
Rencana
Pemulangan : memerlukan dukungan dengan program teraupetik
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu
pasien mengidentifikasi metode yang dapat bekerja untuk mengontrol berat
dihubungkan dengan makanan yang sehat.
2. Meningkatkan
perbaikan konsep diri, termasuk gambaran diri, harga diri.
3. Mendorong
pelaksanaan kesehatan untuk memberikan kontrol berat badan sepanjang hidup.
TUJUAN
PEMULANGAN
1.
Pola makan
sehat dan kontrol berat badan teridentifikasi
2.
Penurunan berat
badan mencapai tujuan yang dibuat
3.
Persepsi
positif terhadap pernyataan diri
4.
Merencanakan
untuk kontrol masa depan memelihara berat badan.
5. Evaluasi
a. Klien memahami Nutrisi tubuh normal
yang dibutuhkan oleh tubuh
b. Klien dapat mengikuti program diet yang
telah dibuat bersama
c. Klien mengalami penurunan berat badan
sesuai dengan target yang direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegemukan ( obesitas
)didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25% dari
berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun,
keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan
ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet
dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan
patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang
diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya
disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi
yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini
dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat
nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan
hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a.. Faktor Genetik
b.Faktor Psikologis (gangguan emosi)
c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
d. Faktor Nutrisi
e. Aktivitas fisik
B. Saran
Saran saya
sebagai penyusun askep ini :
1. Di dalam
menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus lebih
banyak berdiskusi dengan klien.
2. Untuk klien
dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang baik untuk
menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan
klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga,,
mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien.
DAFTAR PUSTAKA
Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid
Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000
Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2005-2006
Barbara C long. (1996).
Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar