PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Planet
Bumi kita ini dihuni oleh jutaan jenis mahluk hidup. Di antara jutaan
jenis makhluk hidup ini ada yang terlihat oleh mata dan ada yang tak
terlihat oleh mata. Mahluk hidup yang tidak dapat dilihat oleh mata
tersebut berukuran amat kecil, disebut mikroorganisme. Untuk mengetahui
atau mengamati mikroorganisme tersebut diperlukan alat bantu berupa alat
pembesar, seperti loop, mikroskop biasa, dan mikroskop elektron.
mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini
dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu dan dapat pula
perubahan itu bersifat permanent sehingga mempengaruhi bentuk morfologi
serta struktur anatominya
Untuk
keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan
anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut
dinamakan nutrien, sedangkan proses mengasimilasi makanannya disebut nutrisi. Nutrien adalah substansi anorganik dan organik yang dalam larutan melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from the environment of which a cell is built). Agar
dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus mampu mencerna
makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein, karbohidrat dan
lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana dan kecil
yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses mengasimilasikan
makanan itulah yang disebut nutrisi.
Dalam
proses kehidupan semua makhluk hidup memerlukan makanan yang banyak
mengandung gizi dan nutrisi yang cukup, tidak terkecuali mikroorganisme,
zat-zat tersebut nantinya akan digunakan dalam aktifitas sehari-hari
seperti berjalan, bereproduksi, dan aktifitas lainnya.
1.2 Rumusan masalah
1. Adakah pengaruh kecukupan nutrisi dalam aktifitas mikroorganisme?
2. Nutrisi apa saja yang bermanfaat untuk mikroorganisme?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui berbagai macam nutrisi yang baik bagi mikroorganisme.
PEMBAHASAN
Semua
makhluk hidup, baik mikroorganisme, manusia maupun pepohonan,
memerlukan persediaan makanan yang tetap agar dapat teus hidup. Seperti
yang telah dikatakan, sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi
(kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel tidak dapat mensintesis
protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain. Mikroorganisme
biasanya memperoleh energi dari oksidasi kimia.
Di
alam banyak bahan yang merupakan makanan yang potensial bagi
mikroorganisme tidak larut dalam air. Masalah ini dapat langsung dipecah
dengan bantuan enzim mikroorganisme, apabila semua nutrien yang
diperlukan disediakan bagi mikroorganisme, maka mikroorganisme ini akan
berkembang dengan baik. Pertumbuhan itu sendiri bagi sel adalah berarti
meningkatnya jumlah sel tubuh, meningkatnya jumlah bakteri ini disebut
pembelahan biner.
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut
diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya
berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroorganisme misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika
(Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding
sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum
diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan
oleh mikroorganisme tertentu yang hidup di laut. Natrium tersebut tidak
dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad
yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik.
Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat,
tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan
pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal
sebagai extracorporeal digestion.
Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut:
1.
Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber
energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat
menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang
lain, seperti hewan bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron
dari suatu atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya.
Makhluk–makhluk ini disebut kemotrof.
2.
Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya
sejumlah kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga
membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan
karbohidrat lain
3.
Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan
nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat
(KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti
protein dan produk-produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam
amino tertentu.
4. Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.
5.
Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium,
kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk
pertumbuhannya yang normal.
6. Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme dan pertumbuhannya.
Bahan
makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron.
Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu
air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.
1. Air
Air
merupakan komponen utama sel mikroorganisme dan medium. Funsi air
adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi.
Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam
metabolisme.
2. Sumber energi
Ada
beberapa sumber energi untuk mikroorganisme yaitu senyawa organik atau
anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
3. Sumber karbon
Sumber
karbon untuk mikroorganisme dapat berbentuk senyawa organik maupun
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam
amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya.
Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber
karbon utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
4. Sumber aseptor elektron
Proses
oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron
dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk
bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut.
Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah
agensia pengoksidasi. Pada mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor
elektron ialah O2, senyawa organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4=, CO2, dan
Fe3+.
5. Sumber mineral
Mineral
merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H,
dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S,
Cl. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe,
Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang
tidak diperlukan jasad. Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut
unsur makro, dalam jumlah sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat
sedikit unsur mikro. Unsur mikro sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu.
Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untuk
mengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial oksidasireduksi (redox potential) medium.
6. Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor,
atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis dari
sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat
tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.
Berdasarkan
struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan
menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin,
sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau
bagian aktif dari enzim.
7. Sumber nitrogen
Mikroba
dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam amino,
protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan
tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan
nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut
mikrobia penambat nitrogen.
Medium
pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa
protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroorganisme mempunyai
sifat fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula.
Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap, baik unsur kimia maupun
senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis kimia
diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N, dan P,
yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun
dari unsure unsur lain (Lihat Tabel). Apabila dilihat susunan
senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90
%, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding
sel, lipida untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan
senyawa lain.
Kumpulan unsur organik
Tubuh
mayat merupakan tempat hidup, sumber makanan, serta tempat berkembang
biak mikroorganisme, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara
biologis, tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari
unsur-unsur organik seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik
seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu, Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur
tersebut dibutuhkan mikroorganisme heterotrof sebagai sumber nutrisi
alias makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan dengan pH
(tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh
manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi
mikroorganisme. Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.
Kebanyakan mereka berasal dari jenis mikroorganisme heterotrof.
Mikroorganisme ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme
lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak.
Berbeda dengan mikroorganisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan
sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya
matahari atau sumber energi kimia lainnya.
Jenis
mikroorganisme heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme
tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam
amino. metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam
nutrisi utama mikroorganisme, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen
(H), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
Bau
busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan.
Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada
jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.
Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini
dicerna berbagai jenis mikroorganisme, misalnya bakteri acetogen.
Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk
menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida.
Produk asam asetat ini menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh mikroorganisme jenis methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank). Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Proses
nutrisi pada mikroorganisme secara umum dan mendasar dibagi menjadi dua
cara yaitu Fototrof dan Heterotrof. Fototrof terjadi apabila
mikroorganisme memanfaatkan cahaya sebagai sumber energinya, sedang
heterotrof adalah mikroorganisme yang mensyaratkan senyawa organic
sebagai sumber karbonnya. Sumber makanan atau nutrien yang di perlukan
mikroorganisme banyak macamnya antara lain: sumber karbon, sumber
nitrogen, ion-ion organik dan metabolit penting lainnya.
Nutrien-nutrien
tersebut akan di manfaatkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Banyaknya jumlah nutrien akan mempengaruhi perkembangbiakan
mikroorganisme selain syarat-syarat pertumbuhan lainnya. Fase
pertumbuhan pada mikroorganisme diawali dengan fase tenggang yaitu
periode penyesuaian pada lingkungan. Periode ini kemudian di ikuti oleh
pembelahan sel dengan laju yang tetap. Fase pertumbuhan ini dinamakan
fase log, karena peningkatan jumlah bersifat logaritma. Akhirnya
pertumbuhan cenderung mendatar sampai ke fase stasioner, dan apabila
laju kematian lebih besar dari pada laju perkembangbiakan, bakteri
memasuki fase akhir yaitu fase kematian. Cepat lambatnya pertumbuhan
mikroorganisme akan tergantung pada banyak faktor, terutama banyaknya
zat makanan.
Zat makanan tersebut meliputi:
1. Sumber karbon (karbihidrat dan lemak)
2. Sumber nitrogen (protein atau amoniak)
3. Ion-ion anorganik tertentu
4. Metabolit penting (vitamin)
5. Air
Mikroorganisme
sebagai sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan
untuk melakukan pekerjaan), sel itu tidak dapat mensintesis protoplasma
dan melanjutkan proses kehidupan lain, misalnya bakteri dapat memperoleh
energi dari oksidasi kimia. Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-bahan
tersebut dari bahan organik yaitu dengan merombaknya dan menggunakan apa
yang diperlukannya. Proses ini melewati tiga tahap:
1.
Perombakan bahan yang mengandung protein, karbohidrat dan lipida
(Pencernaan ekstra seluler dengan menggunakan enzim ekstraseluler
mikroorgqanisme).
2. Penyerapan bentuk material tersebut yang sedehana.
3. Bioenergi dan Biosintensi (protein, karbohidrat dan lipida dalam sel).
Terdapat
satu perbedaan yang besar antara nutrisi hewan dan bakteri, kebanyakan
manusia, hewan, hingga protozoa mampu menelan makanan padat. Banyak
amoeba misalnya dapat menelan partikel makanan padat kedalam vakuolanya,
partikel-partikel ini dirombak oleh enzim organisme itu dan diserap
protoplasma untuk pengadaan energi dan pembentukan protoplasma baru.
Nutrisi yang khas bagi hewan, yang di dalamnya makanan padat yang
ditelan organisme itu disebut nutrisi holozoik sebaliknya
bakteri tidak dapat menelan makanan padat. Bakteri dan jamur
mendapatkan nutrisi dalam larutan air yang berarti bahwa pencernaan
berlangsung diluar organisme, nutrisi semacam ini dinamakan nutrisi holofit.
Sedangkan nutrisi sangat bermanfaat dalam proses pertumbuhan
mikroorganisme. Karena jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi
syarat, maka proses untuk tumbuh pada bakteripun terganggu dan
terhambat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Nutrien-nutrien dimanfaatkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
- Proses nutrisi pada mikroorganisme secara umum dan mendasar dibagi menjadi dua cara yaitu Fototrof dan Heterotrof.
- Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2008.faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba. http://rachdie.blogsome.com. diakses tanggal 25 desember 2008.
Anonymous.2008.mikroorganisme.http://www.wikipedia.com. diakses tanggal 25 desember 2008.
Anonymous.2008.nutrisi mikroorganisme.http.//www.google.com diakses tanggal 25 desember 2008.
Budiyanto, agus. K.2008.hand out-3.nutrisi mikroorganisme.umm press.Malang.
Waluyo, lud.2008.Buku petunjuk praktikum mikrobiologi umum.umm press.Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar